Faktanya, banyak orang dewasa yang bergidik melihat seringai badut, tak peduli meski mereka bertingkah lucu. Belakangan sejumlah penelitian mencoba mengungkap alasan mengapa orang-orang ini takut kepada badut.
Salah satunya dilakukan oleh psikolog Frank T McAndrew dan Cornelia H Dudley dari Knox College, Illinois. Studi bertajuk 'On the Nature of Creepiness' ini melibatkan 1.341 partisipan berusia 18-77 tahun yang diminta mengikuti survei daring tentang hal-hal apa saja yang membuat mereka ketakutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam survei kedua, partisipan diminta memberi penilaian terhadap 21 jenis profesi yang dianggap menakutkan, dan hasilnya badut ditetapkan sebagai sosok yang paling sering membuat bergidik. Tidak menutup kemungkinan, definisi orang yang menakutkan menurut partisipan didasarkan pada sosok badut itu sendiri.
Kemudian psikolog dari Kanada, Rami Nader melakukan penelitian terpisah untuk mengungkap apa penyebab munculnya coulrophobia atau fobia pada badut. Ternyata, ini didasarkan pada fakta bahwa badut adalah orang yang menyamar.
"Yang terlihat dari luar adalah ambiguitas. Mereka tampak bahagia tetapi benarkah itu? Identitas dan perasaan mereka benar-benar tersembunyi di balik make up," kata McAndrew seperti dilaporkan The Conversation.
Baca juga: Ketika Badut dan Boneka Lucu Menjadi Sangat Menakutkan
Menariknya, bukan hanya orang dewasa saja yang merasa ketakutan pada badut, tetapi juga si kecil. Sebuah studi yang dilakukan University of Sheffield, Inggris di tahun 2008 menemukan sebenarnya hanya sedikit anak-anak yang menyukai badut.
Hal ini dibuktikan ketika anak-anak berusia 4-16 tahun diminta memberikan pendapat tentang pemasangan gambar-gambar badut di bangsal anak di sebuah rumah sakit. Faktanya mereka menganggap gambar-gambar itu justru tampak mengerikan, bukannya menenangkan.
Baca juga: Takut Badut Bisa Jadi Gangguan yang Serius (lll/vit)











































