Ini Alasan Saat Haid Wanita Dianjurkan Ganti Pembalut Tiap 3-4 Jam

Ini Alasan Saat Haid Wanita Dianjurkan Ganti Pembalut Tiap 3-4 Jam

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 06 Okt 2016 17:31 WIB
Ini Alasan Saat Haid Wanita Dianjurkan Ganti Pembalut Tiap 3-4 Jam
Foto: Thinkstock
Jakarta - Saat sedang haid, amat dianjurkan wanita untuk rutin mengganti pembalut tiap tiga sampai empat jam sekali. Walaupun darah haid tak terlalu banyak, hal itu tetap penting dilakukan.

"Tetap ganti aja walaupun darah haidnya sedikit karena selain darah, kan ada cairan vagina yang mengandung banyak mikroorganisme. Kalau ada darah haid, dia bisa tumbuh di situ," kata dr Liva Wijaya SpOG dari RS Mitra Keluarga Kemayoran.

Apalagi dalam kondisi darah haid yang banyak, potensi darah tembus pun lebih besar. Selain itu, darah haid yang banyak juga membuat area vagina lembab dan lebih panas. Ditambah, kadar estrogen pun sedang tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada prinsipnya, darah menstruasu bisa menjadi tempat bagi bakteri tumbuh subur sehingga memperbesar risiko infeksi bakteri. "Jadi hygiene-nya yang benar lah," ujar dr Liva.

Baca juga: Siklus Haid Tak Teratur Tanda Wanita Tidak Subur? Ini Kata Dokter

Hal itu ia sampaikan di sela-sela Media Workshop 'It's better to be protected in your red days' di Letter D Cuisine, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2016). dr Liva menambahkan, salah satu risiko infeksi yang bisa terjadi termasuk risiko infeksi panggul.

Dijelaskan dr Liva, bakteri ada di cairan vagina lalu bertemu darah yang menjadi nutrisi bagi si bakteri sehingga bakteri berpotensi tumbuh. Dengan keadaan menstruasi di mana pH vagina sedikit berubah, ditambah terkadang pertahanan tubuh menurun, bakteri akan tumbuh dan bisa memicu infeksi vulva di vagina.

"Infeksi kalau nggak bisa diatasi oleh pertahanan vagina kita, bisa naik ke arah leher rahim. Lalu tidak diobati dengan baik, bisa masuk ke rahim, lalu ke saluran telur. Saliran telur kan nyambung ke panggul dan bakterinya pun bsa ke sana. Ini prosesnya nggak bisa cepat, ya. Lama dan berulang-ulang," kata dr Liva.

Intinya, hal terpenting menurut dr Liva yakni kebiasaan untuk senantiasa menjaga kebersihan daerah kewanitaan. Dampak yang bisa terjadi ketika wanita mengalami infeksi panggul di antaranya sulit punya anak, perlengketan rahim dan saluran telur atau bahkan usus, serta infeksi menyeluruh.

"Gejala infeksi awal biasanya asymptomatik. Keluar gejalanya kalau sudah berat seperti keputihan yang bau banget, kuning kayak nanah. Lalu perut bawah sakit banget tapi waktu di-USG tidak ada kista," kata dr Liva.

Baca juga: Nyeri Haid 'Normal' atau Tanda Endometriosis, Apa Bedanya?


(rdn/vit)

Berita Terkait