"Dismenorrhea dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu primer dan sekunder. Dismenorrhea primer yaitu nyeri haid yang timbul tanpa adanya kelainan pada organ reproduksi, sedangkan dismenorrhea sekunder adalah nyeri haid yang timbul karena ada kelainan di dalam organ reproduksi seperti endometriosis, adenomyosis dan myoma uteri," jelas dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Kepada detikHealth, dr Hari menuturkan dismenorrhea primer seringkali dimulai saat mulai menstruasi. Sedangkan, dismenorrhea sekunder akan dimulai beberapa saat setelah mulai menstruasi pertama kali. dr Hari menekankan, semua nyeri haid tidak selalu normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, nyeri haid yang menandakan kemungkinan adanya kelainan di organ reproduksi dan membutuhkan penanganan medis memiliki ciri di antaranya:
- Intensitas nyeri makin lama makin hebat.
- Dulunya diberi obat anti-nyeri mereda, tapi lama-kelamaan nyeri tidak mereda meski diberi obat anyi-nyeri.
- Nyeri haid membuat wanita tidak bisa bergerak bahkan harus istirahat di kasur seharian.
- Durasi nyeri makin panjang, biasanya hanya dua hari tapi menjadi tiga hari, 6 bulan kemudian menjadi 5 hari dan tidak jarang bahkan menstruasi sudah selesai nyeri masih menetap.
Baca juga: Ini Sebabnya Endometriosis Bisa Picu Nyeri Haid dan Nyeri Saat Bercinta
"Keluhan lain yang mengiringi adanya nyeri haid juga perlu diperhatikan, misalnya sudah berhubungan intim teratur dua sampai tiga kali seminggu tanpa kontrasepsi selama satu tahun tapi belum kunjung hamil, adalah salah satu tanda bahwa nyeri haid tersebut kemungkinan akibat adanya kelainan di dalam organ reproduksi," tambah dr Hari yang juga tergabung dalam tim penulis buku tersebut.
Gangguan di saluran kencing dan saluran pencernaan yang mengiringi
nyeri haid juga merupakan salah satu tanda adanya kelainan pada organ reporduksi. Sebab, endometriosis yang ada di rongga perut dapat menyebar ke sekitar rongga perut dan menyebabkan pembuntuan saluran kencing dari ginjal ke kandung kemih. Atau, menempel di usus besar hingga mengakibatkan keluhan nyeri saat buang air besar, konstipasi, diare bahkan perdarahan.
"Apabila didapatkan nyeri haid disertai dengan gelaja seperti di atas, sebaiknya segera periksakan ke dokter ahli untuk dipastikan apakah ada kelainan dari organ reporoduksi yang butuh penanganan segera," kata dr Hari.
Baca juga: Keluhan-keluhan yang Umumnya Dialami Wanita dengan Endometriosis (rdn/vit)











































