Sebelum menjadi ahli nutrisi Jansen sendiri sebetulnya pernah punya pengalaman buruk dengan hoax kesehatan. Saat masih remaja ia bermasalah dengan bobot tubuh alias mengalami obesitas.
Beragam cara ia coba untuk bisa keluar dari masalah tersebut. Namun karena saat itu informasi masih sangat sulit dicari dirinya pun mudah termakan isu-isu palsu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hoax-hoax itu dari tahun 80-an sama 90-an sebetulnya sudah ada tapi lebih karena kekurangan informasi, kalau sekarang kan karena terlalu banyak. Tidak ada akses internet dulu jadi otomatis mempercayai apapun itu omongan dari keluarga atau 'pakar kesehatan' tertentu yang sebenarnya nggak kredibel," lanjut Jansen.
Pengalaman buruk Jansen karena hoax tidak berhenti di situ saja. Saat itu sang ayah yang didiagnosis dengan penyakit diabetes melitus juga menerima berbagai macam saran keliru yang justru mendorong kondisinya semakin buruk hingga meninggal dunia.
"Saya kehilangan orang tua karena mitos. Dibilang makan ini bisa sehat.... Ayah saya yang kencing manis kena komplikasi ginjal akhirnya meninggal. Kita dari yang keluarga berada sampai minus. Ibu saya karena stres hilang entah ke mana sampai beberapa tahun baru ketemu lagi," ungkap lulusan California State University ini.
Baca juga: Banyak Klaim Produk Sehat, Bagaimana Cara Bijak Menyikapinya?
Hingga pada akhirnya Jansen terdorong untuk mendalami ilmu kesehatan agar bisa mencegah orang lain tak alami hal yang sama. Sebagai trainer dan konsultan Jansen mengelola situs lagizi.com sambil sesekali menjadi pembicara suatu acara untuk memerangi hoax kesehatan.
"Kritis dan skeptis dalam apapun itu. Pertanyakan apa saja yang diutarakan oleh pakar apa lagi dari orang yang tanpa latar belakang pendidikan kredibel... Saya nggak ingin orang-orang alami hal yang saya alami," pungkas Jansen.
(fds/vit)











































