Sayangnya, dokter mengatakan suntik silikon memiliki potensi bahaya yang tinggi bagi kesehatan. Bahkan menurut dr Vera Nevyta Tarigan, SpRad dari RS Siloam Kebon Jeruk, suntik silikon dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
"Saya rasa memang bisa ya. Karena silikon cair itu akan jadi benda asing di dalam tubuh selama bertahun-tahun. Tidak menutup kemungkinan nantinya akan berubah menjadi sel kanker," tutur dr Vera dalam temu media di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta Barat, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Vera mengatakan penggunaan silikon cair untuk memperbesar payudara juga menyulitkan proses deteksi dini dan pemeriksaan. Hasil pemindaian melalui mamografi menjadi tidak akurat karena mesin membaca silikon cair sebagai tumor.
Belum lagi risiko radang dan inflamasi akibat masuknya benda asing ke dalam tubuh. Oleh karena itu dr Vera mengaku jarang melakukan mamografi kepada pasien yang sudah pernah melakukan suntik silikon di payudara.
"Percuma, karena nggak akan bisa dibedakan melalui pemindaian, mana yang tumor mana yang silikon," paparnya.
Beberapa waktu lalu, dr Irena Sakura Rini, SpBP-RE(K) mengatakan bahwa meski populer, menggunakan silikon cair untuk memperbesar payudara bukanlah hal yang baik. Sebabnya silikon cair bersifat iritan bagi tubuh.
"Silikon cair tidak disarankan untuk operasi pembesaran payudara. Soalnya itu sebenarnya minyak untuk mesin," tutur dokter yang akrab disapa dr Ira.
Karena bersifat iritan, silikon cair yang masuk ke tubuh tidak akan cocok untuk sistem tubuh dan akan jadi benda asing. Yang jika tidak ditangani dengan tepat akan membawa efek negatif bagi tubuh.
Jika memang ingin membesarkan payudara, dr Vera mengatakan sebaiknya lakukanlah dengan prosedur yang tepat dan benar. Konsultasikan dulu kepada dokter bedah plastik metode apa yang cocok dan baik digunakan.
Baca juga: Wanita Ini Meninggal, Diduga karena Suntik Silikon Ilegal di Bokong
(mrs/vit)











































