Namun bila cara bicara ini sudah terlihat pada usia paruh baya, waspadai gejala gangguan kognitif ringan yang selama ini dipahami sebagai risiko Alzheimer, salah satu jenis kepikunan yang paling berat.
Cara bicara seperti ini juga terlihat pada mereka yang butuh waktu lama untuk memilih kata yang tepat untuk disampaikan. Yang biasanya hanya butuh waktu 5 menit, tetapi mereka menghabiskan 10 menit sendiri hanya untuk memikirkan kata yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sulit Mencium Aroma Tertentu? Bisa Jadi Ini Sinyal Penyakit Alzheimer
Mereka yang bisa membuat kalimat dengan lancar memang tergolong partisipan sehat, sedangkan yang mengidap gangguan kognitif ringan terbukti kesulitan melaksanakan tugas tersebut.
"Rata-rata partisipan dengan gangguan kognitif tidak bisa membuat kalimat yang ringkas dan cenderung bertele-tele ketika menjelaskan poin pembicaraannya," papar ketua tim peneliti, Dr Janet Cohen Sherman dari Massachusetts General Hospital seperti dilaporkan Telegraph.
Selain itu, mereka cenderung kehilangan arah pembicaraan, tetapi ketika ditanya mereka beralasan itu bisa terjadi pada setiap orang. Bahkan mereka kesulitan untuk mengingat ketiga kata kunci tadi.
"Apalagi bagi mereka yang memperlihatkan gejala ini secara tiba-tiba, maka ini patut mendapatkan perhatian," tegas Sherman.
Baca juga: Masih di Tempat Tidur? Awas Lho, Susah Bangun Bisa Jadi Gejala Pikun
Sherman berharap tes bicara ini bisa jadi salah satu solusi untuk mendeteksi demensia sejak dini, dan metode tersebut siap diujicobakan kepada publik dalam kurun lima tahun ke depan.
"Kami ingin bisa mendeteksi perubahan yang terjadi saat gejalanya masih sangat 'halus' dan membedakannya dengan perubahan yang umumnya ditemukan pada orang-orang dengan penuaan normal," katanya. (lll/vit)











































