Ketua Komisi Ahli Diagnosis dan Pengobatan Malaria Prof Dr Inge Sutanto MPhil menjelaskan, parasit berubah-ubah saat ditularkan melalui nyamuk hingga ke tubuh. Ketika masuk ke tubuh, parasit yang ditularkan nyamuk berubah menjadi tropozoid dan masuk ke hati. Setelah itu, tropozoid pecah dan masuk ke dalam darah.
"Waktu di dalam darah baru menyebabkan gejala terutama panas tinggi sampai menggigil, juga mual. Makanya ada masa inkubasi sekitar 2 minggu dari mulai ditularkan ke nyamuk sampai pecah, masuk ke darah, dan menimbulkan gejala," kata Prof Inge kepada detikHealth di Kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (31/3/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi mesti dilakukan pengobatan radikal baik untuk gejala klinis supaya nggak berat dan sampai meninggal, maupun supaya si orang ini tidak menjadi penularnya," kata Prof Inge.
Karena gejala baru timbul setelah parasit masuk ke dalam darah, Prof Inge menyarankan ketika badan mulai terasa tidak enak, misalnya demam setelah pergi ke daerah endemis malaria, segeralah cek ke dokter. Tak perlu minum obat penurun demam lebih dulu misalnya, karena akan lebih baik jika malaria didiagnosis dini.
"Apalagi kan kita banyak ya yang lagi senang jalan-jalan ke seluruh Indonesia. Ingat bahwa tetap ada fokus daerah yang masih endemis tinggi malaria," tutur Prof Inge.
Baca juga: Beda Jenis Nyamuk Penyebab DBD dan Malaria, Beda Juga Cara Menanganinya
Dalam kesempatan sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, drg Vensya Sitohang, M.Epid mengatakan diagnosis malaria harus dilakukan dengan konfirmasi laboratorium mikroskop atau tes diagnosis cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT).
drg Vensya mengatakan, ketika pasien sudah dinyatakan positif terkena malaria, maka ia diberi pengobatan menggunakan terapi kombinasi berbasis Artemisinin (Artemisinin Based Combination Therapy/ACT). Obat ini bisa didapat gratis di fasilitas kesehatan. Menurut drg Vensya, pengobatan radikal penting diberikan karena bisa membunuh semua stadium parasit dalam tubuh sehingga rantai penularan bisa diputus.
"ACT merupakan obat kombinasi yang efektif dan mencegah timbulnya resistensi. Nah, pengobatan malaria lini 1 yaitu ACT selama 3 hari ditambah primakuin," imbuh drg Vensya.
Baca juga: Parasit Malaria Super Ancam Program Kesehatan Global (rdn/vit)











































