Apa yang membuat keparahan gejala pilek ini tampak beragam menurut studi terbaru bisa berhubungan dengan kondisi status hubungan sosial seseorang. Peneliti dari Rice University mengatakan bagi mereka yang kesepian pilek mungkin saja akan terasa lebih buruk dari biasanya.
Baca juga: Perempuan Lebih Tahan Terhadap Flu Dibanding Laki-laki
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dipublikasi dalam jurnal Health Psychology, peneliti membedakan antara merasa kesepian dengan terisolasi secara sosial. Menurut peneliti yang terpenting adalah bagaimana persepsi seseorang terhadap kehidupan sosialnya.
"Studi ini berkaitan dengan kualitas hubungan Anda, bukan kuantitas (teman). Anda bisa saja berada di ruangan yang ramai tapi tetap merasa kesepian. Persepsi seperti itu yang penting memengaruhi gejala pilek," ungkap Angie.
Sebanyak 159 orang berpartisipasi dalam eksperimen. Partisipan diminta mengikuti tes psikologi untuk mengukur tingkat rasa kesepiannya, diinduksi pilek, lalu dikarantina selama lima hari di ruangan hotel.
Hasilnya peneliti menemukan partisipan dengan skor rasa kesepian yang tinggi lebih mungkin untuk melaporkan gejala pilek parah. Sementara itu seberapa besar jaringan sosial yang dimiliki partisipan dalam hal ini tidak terlihat berpengaruh.
"Jutaan orang setiap tahun harus izin tidak bekerja karena pilek. Kemungkinan ini sebetulnya berhubungan dengan apa yang mereka rasakan, bukan seberapa sering mereka melesitkan hidungnya," pungkas Angie.
Baca juga: 5 Asupan yang Baik untuk Hindari Pilek (fds/vit)











































