Penyebab Unik Kanker Nasofaring Seperti Dialami Aktor Kim Woo Bin

Penyebab Unik Kanker Nasofaring Seperti Dialami Aktor Kim Woo Bin

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 24 Mei 2017 19:10 WIB
Penyebab Unik Kanker Nasofaring Seperti Dialami Aktor Kim Woo Bin
Kim Woo Bin (Foto: ist)
Jakarta - Kanker muncul karena ada sekumpulan sel dalam tubuh yang bermutasi. Pemicunya rata-rata sama seperti pola makan yang buruk dan gaya hidup yang tidak sehat selama bertahun-tahun.

Tetapi kanker nasofaring bisa jadi perkecualian karena kanker ini memiliki faktor risiko yang terbilang unik. Seunik apa? Simak beberapa fakta unik tentang kanker nasofaring seperti dirangkum detikHealth, Rabu (24/5/2017) berikut ini.

Baca juga: Serba-serbi Kanker Nasofaring yang Menyerang Aktor Kim Woo Bin

1. Rokok dan alkohol

Foto: ilustrasi/thinkstock
Kedua faktor risiko ini sebenarnya tidak unik-unik amat untuk penyakit kanker. Namun di Korea, penduduknya sudah mengenal rokok dan alkohol sejak kecil, bahkan menjadi bagian dari kultur mereka.

Lazimnya selebriti Korea, mereka pandai menyembunyikan kebiasaan buruk seperti merokok dan mabuk demi menjaga imej di mata publik. Namun sejumlah forum menyebut Kim Woo Bin merupakan salah satu aktor yang juga perokok berat, bahkan sejak masih berprofesi sebagai model.

dr Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM dari Kementerian Kesehatan mengingatkan bahwa rokok dan alkohol dianggap memiliki peranan sangat penting dalam memicu kanker nasofaring yang tergolong ke dalam kanker kepala dan leher.

Hanya saja memang belum ada penelitian yang dengan tegas menyebut keterkaitan antara rokok dan alkohol dengan kanker nasofaring.

2. Asap dupa

Foto: iStock
Diungkapkan Prof Dr dr R Susworo, SpRad(K)Onk.Rad dari Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kanker nasofaring dapat dipicu oleh paparan asap dari dupa dan sirkulasi asap dapur yang buruk.

"Asap dapur kalau sirkulasinya tidak bagus dan juga asap dupa bisa memicu kanker nasofaring, karena ia merangsang nasofaring untuk produksi berlebih," jelasnya.

Tak heran, meski pria lebih berisiko, namun wanita juga bisa terkena kanker nasofaring, utamanya yang tinggal di pedesaan dan masih menggunakan bahan bakar kayu untuk memasak. Mereka yang bekerja di bidang keagamaan dan sering terpapar asap dupa atau kemenyan juga memiliki risiko serupa.

Kanker ini pun dikabarkan rentan menyerang mereka yang bekerja di pabrik yang menggunakan banyak bahan kimia industri atau industri peleburan besi, formaldehida, pengolahan serbuk kayu, termasuk industri pembuatan dupa.

3. Ikan asin

Ilustrasi ikan asin (Foto: detikFood)
Makanan yang diduga bisa mempengaruhi atau memicu kanker nasofaring adalah makanan yang diawetkan seperti ikan asin, difermentasi, diasapi dan dibakar karena mengandung senyawa nitrosamin yang merupakan karsinogenik (senyawa penyebab kanker).

Pada ikan asin, zat nitrosamin dihasilkan karena dalam proses pengasinan dan penjemurannya, sinar matahari bereaksi dengan nitrit pada daging ikan sehingga membentuk senyawa nitrosamin.

dr Budianto Komari, SpTHT dari RS Kanker Dharmais menjelaskan, "Ikan asin itu mengandung nitrosamin yang merupakan pencetus aktifnya virus Epstein-Barr yang merupakan penyebab utama kanker nasofaring (kanker tenggorokan atau THT)."

Apalagi jika ikan asin tersebut sering dikonsumsi bersama dengan nasi putih yang masih panas. "Kalau ditambah dengan nasi panas yang masih mengepul, maka uap-uap nasi itu akan membawa nitrosamin ke pori-pori kulit, khususnya daerah mulut, leher dan tenggorokan," tambah DR Dr Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP.

Garam sendiri, tambah DR Aru, merupakan salah satu makanan yang dapat menaikkan tekanan darah serta meningkatkan risiko kanker. "Tidak heran kalau Jepang merupakan negara tertinggi penderita kanker lambung, karena orang-orang Jepang suka sekali makan garam, makanan apa aja semua digaramin," lanjutnya.

4. Suka cium-cium unggas

Ilustrasi unggas (Foto: Jhoni Hutapea)
Kanker nasofaring juga rentan menyerang mereka yang tinggal satu atap dengan ternak unggas atau bahkan suka cium-cium unggas.

"Makanya di Indonesia juga banyak karena disini orang hidup dengan unggasnya," ungkap Prof Dr Santoso Cornain, D.Sc., dari Stem Cell and Cancer Institute Jakarta.

Bagaimana ini bisa terjadi? Ini karena virus Epstein-Barr yang dapat memicu kanker ini paling banyak terdapat pada tubuh unggas. Untuk itu bila sering berinteraksi dengan unggas, maka dapat dipastikan virusnya akan menular dengan mudah.

5. Seks oral

Foto: ilustrasi/thinkstock
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal di tahun 2010 menyebut, kanker kepala dan leher, salah satunya kanker nasofaring, juga dapat dipicu oleh kebiasaan seks oral. Ini karena saat seks oral dilakukan juga terjadi penularan human papillomavirus (HPV) pada pelakunya.

Dalam studi lain yang lebih mutakhir juga dikatakan pria lebih rentan terkena kanker melalui seks oral dibandingkan wanita, utamanya pada mulut dan lehernya.

Pada wanita, risiko penularan HPV pada mulut melalui seks oral tidak setinggi pria. Alasan yang mungkin bisa menjelaskan adalah, pada wanita paparan HPV pertama kali terjadi pada vagina sehingga terbentuk sistem kekebalan saat virus tersebut menyerang mulut.

Baca juga: Polusi Udara Picu Mutasi Genetik di Balik Kanker Paru
Halaman 2 dari 6
Kedua faktor risiko ini sebenarnya tidak unik-unik amat untuk penyakit kanker. Namun di Korea, penduduknya sudah mengenal rokok dan alkohol sejak kecil, bahkan menjadi bagian dari kultur mereka.

Lazimnya selebriti Korea, mereka pandai menyembunyikan kebiasaan buruk seperti merokok dan mabuk demi menjaga imej di mata publik. Namun sejumlah forum menyebut Kim Woo Bin merupakan salah satu aktor yang juga perokok berat, bahkan sejak masih berprofesi sebagai model.

dr Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM dari Kementerian Kesehatan mengingatkan bahwa rokok dan alkohol dianggap memiliki peranan sangat penting dalam memicu kanker nasofaring yang tergolong ke dalam kanker kepala dan leher.

Hanya saja memang belum ada penelitian yang dengan tegas menyebut keterkaitan antara rokok dan alkohol dengan kanker nasofaring.

Diungkapkan Prof Dr dr R Susworo, SpRad(K)Onk.Rad dari Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kanker nasofaring dapat dipicu oleh paparan asap dari dupa dan sirkulasi asap dapur yang buruk.

"Asap dapur kalau sirkulasinya tidak bagus dan juga asap dupa bisa memicu kanker nasofaring, karena ia merangsang nasofaring untuk produksi berlebih," jelasnya.

Tak heran, meski pria lebih berisiko, namun wanita juga bisa terkena kanker nasofaring, utamanya yang tinggal di pedesaan dan masih menggunakan bahan bakar kayu untuk memasak. Mereka yang bekerja di bidang keagamaan dan sering terpapar asap dupa atau kemenyan juga memiliki risiko serupa.

Kanker ini pun dikabarkan rentan menyerang mereka yang bekerja di pabrik yang menggunakan banyak bahan kimia industri atau industri peleburan besi, formaldehida, pengolahan serbuk kayu, termasuk industri pembuatan dupa.

Makanan yang diduga bisa mempengaruhi atau memicu kanker nasofaring adalah makanan yang diawetkan seperti ikan asin, difermentasi, diasapi dan dibakar karena mengandung senyawa nitrosamin yang merupakan karsinogenik (senyawa penyebab kanker).

Pada ikan asin, zat nitrosamin dihasilkan karena dalam proses pengasinan dan penjemurannya, sinar matahari bereaksi dengan nitrit pada daging ikan sehingga membentuk senyawa nitrosamin.

dr Budianto Komari, SpTHT dari RS Kanker Dharmais menjelaskan, "Ikan asin itu mengandung nitrosamin yang merupakan pencetus aktifnya virus Epstein-Barr yang merupakan penyebab utama kanker nasofaring (kanker tenggorokan atau THT)."

Apalagi jika ikan asin tersebut sering dikonsumsi bersama dengan nasi putih yang masih panas. "Kalau ditambah dengan nasi panas yang masih mengepul, maka uap-uap nasi itu akan membawa nitrosamin ke pori-pori kulit, khususnya daerah mulut, leher dan tenggorokan," tambah DR Dr Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP.

Garam sendiri, tambah DR Aru, merupakan salah satu makanan yang dapat menaikkan tekanan darah serta meningkatkan risiko kanker. "Tidak heran kalau Jepang merupakan negara tertinggi penderita kanker lambung, karena orang-orang Jepang suka sekali makan garam, makanan apa aja semua digaramin," lanjutnya.

Kanker nasofaring juga rentan menyerang mereka yang tinggal satu atap dengan ternak unggas atau bahkan suka cium-cium unggas.

"Makanya di Indonesia juga banyak karena disini orang hidup dengan unggasnya," ungkap Prof Dr Santoso Cornain, D.Sc., dari Stem Cell and Cancer Institute Jakarta.

Bagaimana ini bisa terjadi? Ini karena virus Epstein-Barr yang dapat memicu kanker ini paling banyak terdapat pada tubuh unggas. Untuk itu bila sering berinteraksi dengan unggas, maka dapat dipastikan virusnya akan menular dengan mudah.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal di tahun 2010 menyebut, kanker kepala dan leher, salah satunya kanker nasofaring, juga dapat dipicu oleh kebiasaan seks oral. Ini karena saat seks oral dilakukan juga terjadi penularan human papillomavirus (HPV) pada pelakunya.

Dalam studi lain yang lebih mutakhir juga dikatakan pria lebih rentan terkena kanker melalui seks oral dibandingkan wanita, utamanya pada mulut dan lehernya.

Pada wanita, risiko penularan HPV pada mulut melalui seks oral tidak setinggi pria. Alasan yang mungkin bisa menjelaskan adalah, pada wanita paparan HPV pertama kali terjadi pada vagina sehingga terbentuk sistem kekebalan saat virus tersebut menyerang mulut.

Baca juga: Polusi Udara Picu Mutasi Genetik di Balik Kanker Paru

(lll/vit)

Berita Terkait