Bentuknya seperti tiang lampu dengan tinggi tak lebih dari satu meter. Sang robot memiliki 64 ruang perangkap dan terus menerus mengeluarkan karbon dioksida yang diketahui bisa menarik perhatian nyamuk.
Baca juga: Potret Pemasangan Perangkap Nyamuk di Bandara Soekarno Hatta
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila hewan tersebut adalah nyamuk, namun merupakan jenis biasa yang tidak membawa penyakit berbahaya maka pintu perangkap akan tetap terbuka. Namun bila yang masuk adalah nyamuk seperti Aedes aegypti maka pintu perangkap akan segera menutup dan mencatat berbagai data seperti misalnya tanggal, suhu, dan tingkat cahaya lingkungan sekitar.
"Robot perangkap ini dapat belajar dari kesalahannya untuk menjadi semakin efesien. Dia dirancang untuk bisa beroperasi terus menerus lebih dari 20 jam di lingkungan panas dan lembab," tulis Microsoft seperti dikutip dalam website resminya pada Selasa (11/7/2017).
Dengan bantuan robot tersebut, peneliti diharapkan dapat jadi lebih mudah dan akurat dalam mengumpulkan data epidemi. Selain itu diharapkan juga strategi penanggulangan bila ada risiko wabah bisa lebih cepat dibuat.
Sejauh ini Microsoft diketahui sudah melakukan uji coba di beberapa daerah dengan hasil yang memuaskan. "Untuk sains dan riset ini seperti mimpi menjadi kenyataan," kata Direktur Pengendalian Vektor Harris County Mustapha Debboun.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Cara Basmi Nyamuk Dengan Perangkap Bau Badan (fds/up)











































