"Orang lansia yang tidurnya nyenyak dengan gangguan tidur sedikit hingga bisa bermimpi indah memiliki risiko rendah mengalami demensia di kemudian hari," ucap Matthew Pase, mahasiswa doktoral di Boston University School of Medicine (BUSM) di Amerika Serikat.
Studi yang diterbitkan di jurnal Neurology ini menyebut bahwa orang yang hanya sebentar bermimpi, ditandai dengan gerakan mata cepat atau rapid eye movement (REM), atau butuh waktu lama masuk fase mimpi sama-sama bisa memiliki peningkatan risiko demensia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Super! Kota di India Ini Punya Angka Demensia Paling Rendah di Dunia
"Berbagai tahap tidur mungkin dapat memengaruhi beberapa fitur kunci alzheimer. Studi kami menunjukkan fase tidur REM termasuk salah satu yang bisa jadi prediktor demensia," kata Pase dikutip dari Indian Express.
Meski kurang tidur nyenyak tampaknya berkontribusi terhadap risiko demensia, studi lainnya menyebut begitu juga dengan kebanyakan tidur. Orang yang secara konsisten tidur lebih dari sembilan jam setiap malam disebut bisa mengalami risiko dua kali lipat terkena demensia.
Baca juga: Punya Tujuan Hidup Disebut Jadi Kunci Tidur Nyenyak
(wdw/fds)











































