Dokter dari Perhimpunan Onkologi Indonesia, Dr dr Noorwati, S. Sp.PD KHOM, mengatakan bahwa kaheksia umumnya disebabkan pertumbuhan sel kanker yang menyerap energi dari tubuh pasien.
"Sel kanker membuat karbohidrat atau zat gula di dalam tubuh penderitanya terkuras, mereka juga mengeluarkan zat yang membuat lemak leleh, otot leleh. Akibatnya berat badan sebagian besar penderita kanker bisa turun drastis," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pengidap Kanker Justru Tak Perlu Pantang Makan Lemak
"Ada satu kasus pasien kanker laki-laki, usia 59 tahun. Ia berprofesi sebagai satpam dan sebelumnya suka aktif main badminton tiga hari sekali. Dalam waktu lima bulan ia sakit dan mengeluh tak nafsu makan hingga turun berat badan secara drastis sampai berkurang 22 persen. Setelah diperiksa, ia mengidap kanker paru-paru, otot betisnya sudah kecil dan kekuatan ototnya menurun," kisahnya.
Jika sudah menderita kaheksia, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat pasien mau makan dan terpenuhi gizinya hingga kembali normal. Jika tidak, kaheksia akan membuat pasien semakin tidak bertenaga, memicu peningkatan komplikasi penyakit, respon pengobatan menurun, dan menjadi beban sosial.
"Baik keluarga maupun dokter yang menangani harus mendukung pasien kanker karena mereka mutlak perlu nutrisi yang baik. Mereka boleh makan apa saja untuk memenuhi kebutuhan yang lebih banyak dari kebutuhan orang sehat, dan dengan pola diet yang tepat," pesannya.
Baca juga: Diet Tepat untuk Lawan Kanker: Kurangi Gula Perbanyak Lemak dan Protein (fds/fds)











































