Mimpi merupakan peristiwa yang biasa dialami seseorang ketika masuk dalam periode Rapid Eye Movement (REM). Menurut penjelasan Ernest Hartmann, profesor psikiatri di Tufts University School of Medicine ketika mimpi sedang berlangsung, produksi hormon norepinephrine pun terhenti.
Hormon norepinephrine merupakan hormon yang berperan pada korteks cerebral yakni bagian otak yang berperan dalam mengelola memori, pikiran, bahasa dan kesadaran seseorang, dikutip Scientific American, Selasa (10/10/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, mimpi juga kerap menggambarkan keadaan yang sangat imajinatif dan cenderung sulit untuk diingat kecuali jika momen tersebut cukup berkesan bagi Anda. Pada dasarnya, manusia memang tercipta sebagai mahluk yang mudah melupakan hal-hal yang kurang esensial. Kita cenderung hanya mengingat hal-hal yang sering kita pikirkan atau memiliki makna emosional misalnya sebuah masalah, kencan, atau pertemuan.
Nah, hal-hal penting atau menarik dalam mimpi akan berdampak pada aktifnya korteks prefrontal dorsolateral (DLPFC) yang berperan dalam menyimpan memori. Sedangkan yang kurang berkesan akan mudah terlupakan begitu saja saat kita terbangun. Itulah sebabnya kita sering kali bangun tanpa bisa mengingat mimpi semalam.
Baca juga: Terbangun Karena Mimpi Buruk? Bisa Jadi karena Tidur Terlalu Lama
(/up)











































