Dalam laga melawan Semen Padang FC, Choirul Huda mengalami benturan yang lalu membuatnya pingsan. Warganet ramai membahas proses evakuasi ke pinggir lapangan, yang oleh beberapa kalangan dianggap tidak sesuai standar. Huda akhirnya meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit.
Beberapa catatan dari perbincangan di media sosial antara lain soal tidak adanya cervical collar atau penahan leher saat Huda diangkat ke pinggir lapangan dengan tandu. Fisioterapis Sigit Pramudya menyebut, alat tersebut dibutuhkan untuk mencegah memburuknya cedera selama proses evakuasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Cedera Seperti yang Dialami Choirul Huda Bisa Fatal?
Pertolongan Pertama Choirul Huda Jadi Perbincangan Warganet
Lidah Tertelan, Risiko Cedera Umum yang Bisa Mengancam Nyawa Atlet
Cedera Seperti Choirul Huda, Bagaimana Cara Mengangkat yang Benar?
Cara Tepat Tangani Cedera, Pelajaran dari Meninggalnya Choirul Huda
Foto: Thinkstock |
Terkait pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, warganet diingatkan kembali pada gagasan Sandiaga Uno soal gerakan seminggu sekali lari ke kantor. Di masa kampanye yang lalu, Sandi melontarkan gagasan tersebut dan menjanjikan perbaikan sarana termasuk trotoar.
Selama ini, Sandi dikenal juga dengan gaya hidup sehatnya. Setiap hari, ia meluangkan waktu untuk berolahraga. Lari dan renang termasuk jenis olahraga yang paling sering dilakukan oleh pasangan Anies Baswedan tersebut.
Baca juga:
Siap-siap, Seminggu Sekali Lari ke Kantor!
Beberapa Alasan untuk Mempertimbangkan Ide Lari ke Kantor
(up/up)












































Foto: Thinkstock