Jakarta -
Terdakwa kasus korupsi e-KTP Setya Novanto mengaku diare dalam sidang pertamanya hari ini. Jaksa Irene Putri mengungkap, Novanto mengaku diare hingga 20 kali.
Hampir semua orang pernah mengalami diare, yakni peningkatan frekuensi buang air besar dengan konsistensi cenderung cair. Dikutip dari WebMD, orang dewasa mengalami diare rata-rata 4 kali dalam setahun.
Beberapa pakar menyebut, diare bukan penyakit melainkan sebuah gejala yang menunjukkan adanya masalah tertentu dalam tubuh. Bisa berupa infeksi, atau masalah lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jaksa: Novanto Ngaku Diare 20 Kali, tapi Cuma 2 Kali ke Toilet
Beberapa hal yang bisa menyebabkan diare, seperti yang dialami Setya Novanto, adalah sebagai berikut.
1. Infeksi
Foto: thinkstock
|
Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab paling umum pada diare. E.coli dan salmonella merupakan beberapa jenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi dan memicu diare. Infeksi virus seperti rotavirus juga bisa menyebabkan diare. Untuk menghindarinya, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan dan hanya mengonsumsi makanan maupun minuman yang dimasak dengan baik.
2. Intoleransi makanan
Foto: Thinkstock
|
Beberapa orang tidak memiliki enzym yang cukup untuk mencerna laktosa, yakni jenis gula yang ada dalam susu. Intoleransi terhadap jenis gula ini bisa menyebabkan diare. Jenis diare semacam ini juga dialami orang-orang yang sulit mencerna gula buatan yang sering dipakai dalam makanan.
3. Efek samping obat
Foto: Thinkstock
|
Konsumsi antibiotik berpengaruh pada komposisi mikroba di dalam tubuh. Jika terjadi ketidakseimbangan di saluran pencernaan, salah satu efeknya adalah rasa tidak nyaman serta keluhan diare. Kondisi serupa juga bisa terjadi ketika mengonsumsi obat mag antasida, serta beberapa jenis obat hipertensi.
4. Gangguan pencernaan
Foto: Thinkstock
|
Iritable bowel syndrome, Crohn's disease, dan celiac disease merupakan beberapa masalah pencernaan yang kerap disertai gejala diare. Demikian juga dengan tukak lambung, yang tidak hanya memicu rasa nyeri tetapi juga bisa memicu pengosongan lambung yang lebih cepat dari biasanya.
5. Stres dan gelisah
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Dalam kondisi stres, tubuh mengalami berbagai perubahan. Salah satunya dalam melepaskan hormon-hormon yang berpengaruh pada sistem metabolisme. Usus jadi lebih aktif, sehingga frekuensi buang air besar meningkat.
Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab paling umum pada diare. E.coli dan salmonella merupakan beberapa jenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi dan memicu diare. Infeksi virus seperti rotavirus juga bisa menyebabkan diare. Untuk menghindarinya, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan dan hanya mengonsumsi makanan maupun minuman yang dimasak dengan baik.
Beberapa orang tidak memiliki enzym yang cukup untuk mencerna laktosa, yakni jenis gula yang ada dalam susu. Intoleransi terhadap jenis gula ini bisa menyebabkan diare. Jenis diare semacam ini juga dialami orang-orang yang sulit mencerna gula buatan yang sering dipakai dalam makanan.
Konsumsi antibiotik berpengaruh pada komposisi mikroba di dalam tubuh. Jika terjadi ketidakseimbangan di saluran pencernaan, salah satu efeknya adalah rasa tidak nyaman serta keluhan diare. Kondisi serupa juga bisa terjadi ketika mengonsumsi obat mag antasida, serta beberapa jenis obat hipertensi.
Iritable bowel syndrome, Crohn's disease, dan celiac disease merupakan beberapa masalah pencernaan yang kerap disertai gejala diare. Demikian juga dengan tukak lambung, yang tidak hanya memicu rasa nyeri tetapi juga bisa memicu pengosongan lambung yang lebih cepat dari biasanya.
Dalam kondisi stres, tubuh mengalami berbagai perubahan. Salah satunya dalam melepaskan hormon-hormon yang berpengaruh pada sistem metabolisme. Usus jadi lebih aktif, sehingga frekuensi buang air besar meningkat.
(up/up)