"Nggak hoax doang, karena kalau secara klinis, ada gejala khas difteri dan hasil laboratorium menyatakan positif difteri, namanya KLB early warning. Kita harus bertindak, nggak perlu menunggu sampai wabah, nggak ada hoax di sini," ungkap Menkes Nila, ditemui di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Baca juga: Foto: Cus! Para Remaja di DKI Juga Disuntik Imunisasi Difteri
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait hal ini, Menkes Nila juga meminta agar orang tua yang anaknya belum divaksin, untuk segera mengikuti program outbreak response immunization (ORI) yang berlangsung di sejumlah daerah. Vaksin difteri disebutnya merupakan jenis vaksin yang pemberiannya dilakukan secara berulang dan berkala.
"Tolong kepada orang tua, hak anak harus dipenuhi. Kesehatan itu hak anak. Kalau di luar negeri setahu saya kalau anaknya kena, sampai cacat, anaknya bisa menuntut orang tua lho," ujarnya lagi.
Baca juga: Pemerintah Siapkan 3,5 Juta Vial Vaksin Difteri
(mrs/up)











































