Desember: KLB Difteri di Indonesia, Kondisi Kesehatan Setya Novanto

Kaleidoskop Kesehatan 2017

Desember: KLB Difteri di Indonesia, Kondisi Kesehatan Setya Novanto

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Minggu, 31 Des 2017 17:08 WIB
Desember: KLB Difteri di Indonesia, Kondisi Kesehatan Setya Novanto
Foto: Kiagoos Auliansyah/detikcom
Jakarta - Menjelang akhir tahun, pemberitaan seputar kondisi kesehatan Setya Novanto masih diminati pembaca detikHealth. Ada pula wacana soal keong sawah yang dijadikan alternatif protein pengganti daging sapi.

Indonesia mengalami KLB difteri di 11 provinsi. Kabar difteri menular lewat terompet tahun baru meresahkan masyarakat dan juga pedagang terompet.

Pertolongan pertama digigit ular menjadi penting setelah seorang ABC di Bandung meninggal karena digigit kobra peliharaannya. Ingin tahu berita selengkapnya? Simak di halaman berikutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: November: Kontroversi Kangen Water, Aneurisma Aorta Serang Pak Bondan

1. KLB Difteri di Indonesia

Foto: Infografis
Pos Kedaruratan Kesehatan Masyarakat atau Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan melihat adanya kejadian luar biasa (KLB) difteri di Indonesia. Dari keterangan Kemenkes, ada 11 provinsi yang melaporkan KLB Difteri,

Kabar ini lalu dikonfirmasi oleh Kemenkes, yang menyebut adanya kesenjangan imunitas atau imunity gap akibat maraknya gerakan antivaksin di sejumlah daerah. Respons pun segera dilakukan, dengan adanya Outbreak Response Immunization (ORI) yang diberikan pada masyarakat secara gratis.

Baca juga: Difteri Menyerang, Menkes Sebut Cakupan Imunisasi Tak Sampai 95 Persen

"Penolakan ini merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya cakupan imunisasi. Cakupan imunisasi yang tinggi dan kualitas layanan imunisasi yang baik sangat menentukan keberhasilan pencegahan berbagai penyakit menular, termasuk Difteri," kata Oscar Primadi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes.

2. Keong Sawah Sumber Protein Alternatif

Foto: Dok. Sada Firdaus
Muncul rekomendasi untuk makan keong sawah karena harga daging sapi yang melonjak naik. Usulan ini pun memancing beragam komentar, baik positif maupun negatif.

Meski memiliki kandungan gizi yang cukup baik, keong sawah belum bisa menggantikan dasing sapi dari sejumlah aspek. Di satu sisi, kandungan asam folat dan kalium pada keong sawah memang lebih tinggi dari daging sapi.

Baca juga: 'Keong Sawah' Heboh di Medsos, Ahli Gizi Jelaskan Manfaat dan Nutrisinya

Namun di sisi lain, kandungan protein keong sawah mencapai 12 persen per 100 gramnya, sedangkan untuk daging sapi mencapai 18 persen per 100 gramnya. Sehingga jelas untuk masalah protein, daging sapi masih lebih tinggi. Zat besi sapi pun masih lebih tinggi.

3. Kondisi Kesehatan Ini Banyak Dicari Gara-gara Setya Novanto

Foto: Nur Indah Fatmawati/detikcom
Terdakwa kasus korupsi e-KTP Setya Novanto mengalami berbagai macam masalah kesehatan, mulai dari saat hendak akan diperiksa hingga ketika sudah ditahan. Kondisi-kondisi kesehatan ini pun banyak dicari oleh netizen.

Sleep apnea ramai dibicarakan saat foto Setya Novanto terbaring di RS Premier Jakarta nampak menggunakan sungkup untuk melancarkan pernapasan. Sebelumnya, ia dirujuk ke rumah sakit karena disebut-sebut mengalami vertigo yang kambuh akibat main tenis meja.

Baca juga: 5 Kondisi Kesehatan yang Jadi 'Hits' Gara-gara Setya Novanto


Istilah aphasia muncul baru-baru ini setelah tim dokter dari RS Cipto Mangunkusumo karena Setya Novanto nampak kesulitan berkomunikasi. Ada juga pernyataan Setya Novanto yang selalu tertidur saat diperiksa KPK, dan memunculkan dugaan narkolepsi.

4. Pertolongan Pertama Saat Digigit Kobra

Foto: Ilustrasi/thinkstock
Syahril Sultan Nasir (14), ABG asal Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat tewas karena dipatuk ular King Cobra yang ia peliharaan sendiri. Seperti diketahui, king cobra adalah salah satu jenis hewan yang mempunyai bisa mematikan.

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Ketika Digigit King Cobra Seperti ABG Syahril

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan saat memberikan pertolongan pertama pada korban gigitan kobra. Pertama, jangan buat korban semakin panik. Kedua, perban area yang digigit dengan ketat.

Ketiga, jangan banyak bergerak dan hindari membungkuk. Terakhir, jangan lepas perban hingga korban dibawa ke rumah sakit dan menerima perawatan dari dokter.

5. Terompet Tahun Baru Bisa Tularkan Difteri?

Foto: Suherni/detikHealth
Menjelang perayaan Tahun Baru 2018, muncul kabar penularan difteri melalui terompet tahun baru melalui broadcast di aplikasi perpesanan.

Tak pelak, kabar soal penularan difteri ini membuat resah pedagang terompet. Tak hanya itu, penjualan terompet pun turut mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Baca juga: Curahan Hati Para Pedagang Terompet di Tengah Isu Difteri

Pakar mengatakan secara teori penggunaan terompet bersama oleh pasien difteri memang bisa menularkan penyakit karena paparan air liur. Namun patut diingat, pencegahan difteri paling utama adalah dengan melakukan imunisasi.
Halaman 2 dari 6
Pos Kedaruratan Kesehatan Masyarakat atau Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan melihat adanya kejadian luar biasa (KLB) difteri di Indonesia. Dari keterangan Kemenkes, ada 11 provinsi yang melaporkan KLB Difteri,

Kabar ini lalu dikonfirmasi oleh Kemenkes, yang menyebut adanya kesenjangan imunitas atau imunity gap akibat maraknya gerakan antivaksin di sejumlah daerah. Respons pun segera dilakukan, dengan adanya Outbreak Response Immunization (ORI) yang diberikan pada masyarakat secara gratis.

Baca juga: Difteri Menyerang, Menkes Sebut Cakupan Imunisasi Tak Sampai 95 Persen

"Penolakan ini merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya cakupan imunisasi. Cakupan imunisasi yang tinggi dan kualitas layanan imunisasi yang baik sangat menentukan keberhasilan pencegahan berbagai penyakit menular, termasuk Difteri," kata Oscar Primadi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes.

Muncul rekomendasi untuk makan keong sawah karena harga daging sapi yang melonjak naik. Usulan ini pun memancing beragam komentar, baik positif maupun negatif.

Meski memiliki kandungan gizi yang cukup baik, keong sawah belum bisa menggantikan dasing sapi dari sejumlah aspek. Di satu sisi, kandungan asam folat dan kalium pada keong sawah memang lebih tinggi dari daging sapi.

Baca juga: 'Keong Sawah' Heboh di Medsos, Ahli Gizi Jelaskan Manfaat dan Nutrisinya

Namun di sisi lain, kandungan protein keong sawah mencapai 12 persen per 100 gramnya, sedangkan untuk daging sapi mencapai 18 persen per 100 gramnya. Sehingga jelas untuk masalah protein, daging sapi masih lebih tinggi. Zat besi sapi pun masih lebih tinggi.

Terdakwa kasus korupsi e-KTP Setya Novanto mengalami berbagai macam masalah kesehatan, mulai dari saat hendak akan diperiksa hingga ketika sudah ditahan. Kondisi-kondisi kesehatan ini pun banyak dicari oleh netizen.

Sleep apnea ramai dibicarakan saat foto Setya Novanto terbaring di RS Premier Jakarta nampak menggunakan sungkup untuk melancarkan pernapasan. Sebelumnya, ia dirujuk ke rumah sakit karena disebut-sebut mengalami vertigo yang kambuh akibat main tenis meja.

Baca juga: 5 Kondisi Kesehatan yang Jadi 'Hits' Gara-gara Setya Novanto


Istilah aphasia muncul baru-baru ini setelah tim dokter dari RS Cipto Mangunkusumo karena Setya Novanto nampak kesulitan berkomunikasi. Ada juga pernyataan Setya Novanto yang selalu tertidur saat diperiksa KPK, dan memunculkan dugaan narkolepsi.

Syahril Sultan Nasir (14), ABG asal Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat tewas karena dipatuk ular King Cobra yang ia peliharaan sendiri. Seperti diketahui, king cobra adalah salah satu jenis hewan yang mempunyai bisa mematikan.

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Ketika Digigit King Cobra Seperti ABG Syahril

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan saat memberikan pertolongan pertama pada korban gigitan kobra. Pertama, jangan buat korban semakin panik. Kedua, perban area yang digigit dengan ketat.

Ketiga, jangan banyak bergerak dan hindari membungkuk. Terakhir, jangan lepas perban hingga korban dibawa ke rumah sakit dan menerima perawatan dari dokter.

Menjelang perayaan Tahun Baru 2018, muncul kabar penularan difteri melalui terompet tahun baru melalui broadcast di aplikasi perpesanan.

Tak pelak, kabar soal penularan difteri ini membuat resah pedagang terompet. Tak hanya itu, penjualan terompet pun turut mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Baca juga: Curahan Hati Para Pedagang Terompet di Tengah Isu Difteri

Pakar mengatakan secara teori penggunaan terompet bersama oleh pasien difteri memang bisa menularkan penyakit karena paparan air liur. Namun patut diingat, pencegahan difteri paling utama adalah dengan melakukan imunisasi.

(mrs/up)

Berita Terkait