Michael Rice, MD, ahli kesehatan pencernaan dari University of Michigan Medicine Gastroenterology Clinic menjelaskan ada udara yang dilepaskan ketika kentut.
Udara-udara ini sebenarnya merupakan gas sisa pencernaan makanan seperti karbondioksia, methane dan hidrogen. Setelah menumpuk di dalam usus, gas-gas tersebut akan mencoba untuk mencari jalan keluar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Alasan Mengapa Kentut Bisa Bau dan Cara Mencegahnya
Sebagai gambaran, ia membandingkan lubang anus dengan instrumen musik. Makin kecil lubang yang ada pada instrumen tersebut, maka nada yang dihasilkan akan makin tinggi, bahkan mungkin juga makin nyaring.
Begitu juga sebaliknya, makin besar lubang akhirnya, makin rendah suara yang dihasilkan. Hal ini juga berlaku untuk suara kentut.
Namun daripada malu, ada cara yang bisa dipakai untuk meredam suara kentut yang biasanya kencang. "Anda bisa melonggarkan dan mengencangkan otot sfingter anal eksternal agar nada, volume dan durasi suara kentut yang dihasilkan menjadi berubah," pesannya.
Sederhananya, memanipulasi sfingter anal sama halnya ketika Anda mencoba menahan buang air besar, karena ketika lubangnya mengencang, maka udara yang dikeluarkan juga bersuara lebih rendah dan biasanya durasinya lebih pendek.
Baca juga: Seperti Apa Sih Kentut yang Normal?
Namun jangan khawatir, Rice mengungkapkan, pada dasarnya kentut yang berasal dari udara yang tertelan memang rata-rata menghasilkan suara yang kencang, tetapi sebenarnya tidak berbau.
Lain halnya jika kentut dari hasil pencernaan dan fermentasi bakteri dalam tubuh, suaranya mungkin tidak terlalu kencang tetapi biasanya lebih bau. (lll/up)











































