Folger yang membalap untuk tim Monster Yamaha Tech3 pada November 2017 lalu diketahui mengidap kondisi genetik langka bernama sindrom Gilbert. Kondisi ini membuat hati jadi tidak bisa mengolah toksin dalam tubuh secara efektif.
Normalnya hati menghasilkan enzim yang membantu dalam proses pemecahan bilirubin (produk sisa perombakan sel darah merah). Namun bagi pengidap sindrom Gilbert hatinya tidak bisa memproses bilirubin sehingga terjadilah penumpukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kadar bilirubin yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan gejala sakit kuning, rasa nyeri perut, hingga merasa lemas sepanjang waktu.
Bagi Folger sindrom Gilbert ini membuatnya terpaksa berhenti balapan di tengah musim 2017. Ia tadinya berharap dapat pulih sebelum sesi latihan awal tahun 2018 namun harus mengakui bahwa fisik dan mentalnya masih belum siap.
"Saya sangat sedih harus menulis ini tapi saya tidak akan balapan MotoGP di tahun 2018. Saya masih belum pulih seperti yang saya harapkan dan saya pikir saat ini saya tidak akan bisa mengendarai motor MotoGP," tulis Folger di Twitter seperti dikutip pada Kamis (18/1/2018).
"Saya ingin berterima kasih pada semua orang terutama tim Tech3. Saya berharap bisa kembali lagi suatu hari nanti," lanjut Folger.
Karena sindrom Gilbert merupakan kondisi genetik belum ada obat yang dapat menyembuhkannya.
Baca juga: Mengenali Gejala Penyakit Hati (fds/up)











































