Menkes Nila menyebutkan adanya kemajuan mengenai kasus gizi buruk di sana. Yang sebelumnya masih ada 13 kasus gizi buruk per tanggal 7 Februari, namun kini telah berkurang dan hanya menyisakan 1 pasien saja.
"Gizi buruk tinggal 1 anak, itu juga komplikasi. Ada kelainan di ginjal," ujarnya saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said Jakarta Selatan, Jumat (23/2/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya berkurangnya pasien gizi buruk, kebersihan di sana pun sudah mulai menunjukkan perkembangan. Akses air bersih di sana sudah mulai memadai.
"Jadi mereka ngebor air sampai 200 meter dan air itu kemudian di jernihkan, dan alat penjernihnya ini yang kemudian diperbaiki oleh mereka dan sudah berjalan," jelas Menkes Nila.
Tim flying health care yang dikirim Kementerian Kesehatan pun masih melakukan pendampingan gizi di Asmat hingga kini. Mereka akan menyisir 23 distrik di sana yang aksesnya cukup sulit.
"Cakupan imunisasainya akan kita perluas dan penambahan nutrisinya," imbuhnya.
Menkes Nila juga menuturkan bahwa Asmat akan terus didampingi beberapa kementerian hingga 6 sampai 12 bulan ke depan.
Baca juga: Potret Kondisi Masyarakat Asmat dan Puskesmas Agats Papua (wdw/fds)











































