7 Penyakit yang Gejalanya Mirip Flu

7 Penyakit yang Gejalanya Mirip Flu

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Sabtu, 24 Feb 2018 12:41 WIB
7 Penyakit yang Gejalanya Mirip Flu
Foto: iStock
Jakarta - Flu telah menjadi penyakit primadona di setiap musim hujan. Tiap mengalami gejala batuk, lemas, pegal-pegal ataupun demam kita selalu akan berpikir bahwa kita terserang gejala flu. Padahal faktanya, ada banyak penyakit yang gejalanya mirip sekali dengan flu.

"Setiap infeksi yang menstimulasi sistem kekebalan tubuh kita dapat (menghasilkan) beberapa gejala yang sama," jelas Cindy Weston, DNP, RN, asisten profesor di Texas A&M Health Science Center College of Nursing.

Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti kita terkena flu adalah dengan pemeriksaan, namun ada beberapa petunjuk samar yang dapat membantumu membedakan flu dengan penyakit yang lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Waspada Penyakit Respiratori Pada Musim Hujan

1. Pilek

Foto: Thinkstock
Pilek dan flu sama-sama penyakit yang disebabkan infeksi oleh virus dan sering terjadi di musim-musim yang sama. Ditambah lagi, mereka mempunyai gejala yang beda tipis, seperti sakit tenggorokan dan hidung mampet.

Cara membedakannya: "Pilek, biasanya gejalanya akan muncul secara bertahap selama beberapa hari," terang Keri Peterson, MD, seorang dokter bedah di Lenox Hill Hospital, New York. "Kalau demam, kumpulan gejala dari demam tinggi, batuk, pegal-pegal, dan lemah lesu datang antara 24 hingga 48 jam. Umumnya juga tidak menyebabkan nyeri dada atau badan, seperti gejala pada flu."

Baca juga: Punya Gejala Mirip, Begini Cara Bedakan Pilek dan Flu

2. Radang tenggorokan (strep throat)

Foto: thinkstock
Strep throat adalah radang tenggorokan yang sudah amat sangat parah. Kalau kamu dicurigai terkena strep throat, biasanya dokter akan megambir sampel cairan dari tenggorokanmu untuk tes bakteria.

Cara membedakannya: batuk dan hidung tersumbat bukanlah gejala pada strep throat. Gejala strep throat yang tidak ada pada flu adalah bengkaknya kelenjar limfa atau ruam, bintik putih, dan bengkak pada amandel.

3. Pneumonia

Foto: Thinkstock
Weston menyebutkan bahwa pneumonia bisa menjadi penyakit komplikasi dari flu yang parah. Bahkan kadang, sebelum terdiagnosa pneumonia, pengidapnya akan merasa seperti ia sudah sembuh total dari flu.

Cara membedakannya: Weston menjelaskan, "Normalnya, pneumonia komplikasi flu ditandai dengan batuk yang terus-menerus, berlendir, tanpa henti dan biasanya disertai dengan nyeri dada. Demamnya bisa sangat rendah atau sangat tinggi. Kebanyakan biasanya pengidapnya hilang nafsu makan, dan bisa jadi badan terasa sakit."

Jika Pneumonia yang diidap bukan komplikasi flu tetapi disebabkan oleh virus, biasanya lebih ringan. Ironisnya, gejalanya malah lebih mirip dengan flu, meskipun tidak ada hubungannya dengan flu.

4. Mononucleosis

Foto: thinkstock
Penyakit ini juga disebut dengan "penyakit ciuman" karena bisa tertular melalui air liur (melalui batuk, bersin, dan penggunaan alat makan bersama). Biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr dan cenderung lebih menyerang remaja dan anak muda.

Cara membedakannya: biasanya gejala mononucleosis muncul secara pelan-pelan. Banyak gejalanya yang mirip dengan flu, namun ada yang tidak bisa ditemukan di flu, yaitu membengkaknya hati atau limpa. Selain itu, penyakit mono umunya lebih lama dari flu; bisa sampai enam bulan atau lebih.

Baca juga: Mengenal Kissing Disease, Penyakit yang Menular Lewat Ciuman

5. Meningitis

Foto: thinkstock
Meningitis adalah infeksi dari meninges, yaitu membran yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Seperti pneumonia, penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, meski virusnya lebih umum dan ringan tetapi gejalanya mirip dan terlihat seperti flu: pusing, demam dan lesu.

Cara membedakannya: meningitis biasanya juga disertai dengan leher kaku dan sensitif terhadap cahaya terang. Untuk meningitis karena virus, gejalanya memang mirip flu dan pilek serta orang bisa segera sembuh sendiri dalam beberapa minggu.

Sedangkan meningitis karena bakteri bisa menyebabkan gangguan pada otak bahkan kematian jika tidak ditangani secara benar menggunakan antiobiotik.

6. Bronchitis

Foto: Thinkstock
Bronchitis akut tidak hanya memiliki gejala yang mirip flu dan pilek, bahkan bisa disebabkan oleh virus yang sama. Tetapi tidak ada tes untuk bronchitis seperti pada flu, sehingga dokter biasanya mendiagnosa dengan menanyai gejala dan memeriksi.

Cara membedakannya: "Bronchitis memiliki gejala batuk berdahak tanpa henti, lemah lesu, dan sakit tenggorokan," tutur Dr Peterson. "Perbedaan utamanya adalah bronchitis tidak disertai dengan demam tinggi. Gejalanya juga cenderung bisa sampai tiga minggu, lebih lama dari flu."

Kemudian, gejala bronchitis umumnya berpusat di dada dan tenggorokan, bukan sakit seluruh badan seperti flu, imbuhnya. Penanganannya bisa dengan istirahat total, minum banyak air, dan minum obat yang dapat meredakan gejala sakit.

7. Respiratory syncytial virus (RSV)

Foto: ilustrasi/thinkstock
Respiratory syncytial virus atau RSV memiliki gejala yang bisa disalahartikan sebagai flu (atau pilek). Juru bicara American Lung Association, Afif El-Hasan, MD, menyebutkan bahwa RSV juga dapat menyebabkan gejala hidung meler dan batuk.

Cara membedakannya: tak seperti flu, gejala RSV biasanya muncul bertahap. Umumnya akan sembuh dengan sendirinya selama kamu terus minum banyak cairan dan beristirahat. Gejala yang mirip datang dari infeksi dari apa yang disebut dengan virus parainfluenza.

"Mereka (virus parainfluenza) mirip flu, tapi tidak seburuk itu," tandas Dr El-Hasan. Banyak infeksi virus, termasuk flu, cenderung sembuh sendiri. Tapi waspadai tanda-tanda awal masalah seperti nafas pendek-pendek, nyeri dada atau abdomen, pusing, atau dehidrasi.

Jika kamu mengalami gejala tersebut bersamaan dengan gejala mirip flu, segera hubungi dokter atau kunjungi rumah sakit.

Halaman 2 dari 8
Pilek dan flu sama-sama penyakit yang disebabkan infeksi oleh virus dan sering terjadi di musim-musim yang sama. Ditambah lagi, mereka mempunyai gejala yang beda tipis, seperti sakit tenggorokan dan hidung mampet.

Cara membedakannya: "Pilek, biasanya gejalanya akan muncul secara bertahap selama beberapa hari," terang Keri Peterson, MD, seorang dokter bedah di Lenox Hill Hospital, New York. "Kalau demam, kumpulan gejala dari demam tinggi, batuk, pegal-pegal, dan lemah lesu datang antara 24 hingga 48 jam. Umumnya juga tidak menyebabkan nyeri dada atau badan, seperti gejala pada flu."

Baca juga: Punya Gejala Mirip, Begini Cara Bedakan Pilek dan Flu

Strep throat adalah radang tenggorokan yang sudah amat sangat parah. Kalau kamu dicurigai terkena strep throat, biasanya dokter akan megambir sampel cairan dari tenggorokanmu untuk tes bakteria.

Cara membedakannya: batuk dan hidung tersumbat bukanlah gejala pada strep throat. Gejala strep throat yang tidak ada pada flu adalah bengkaknya kelenjar limfa atau ruam, bintik putih, dan bengkak pada amandel.

Weston menyebutkan bahwa pneumonia bisa menjadi penyakit komplikasi dari flu yang parah. Bahkan kadang, sebelum terdiagnosa pneumonia, pengidapnya akan merasa seperti ia sudah sembuh total dari flu.

Cara membedakannya: Weston menjelaskan, "Normalnya, pneumonia komplikasi flu ditandai dengan batuk yang terus-menerus, berlendir, tanpa henti dan biasanya disertai dengan nyeri dada. Demamnya bisa sangat rendah atau sangat tinggi. Kebanyakan biasanya pengidapnya hilang nafsu makan, dan bisa jadi badan terasa sakit."

Jika Pneumonia yang diidap bukan komplikasi flu tetapi disebabkan oleh virus, biasanya lebih ringan. Ironisnya, gejalanya malah lebih mirip dengan flu, meskipun tidak ada hubungannya dengan flu.

Penyakit ini juga disebut dengan "penyakit ciuman" karena bisa tertular melalui air liur (melalui batuk, bersin, dan penggunaan alat makan bersama). Biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr dan cenderung lebih menyerang remaja dan anak muda.

Cara membedakannya: biasanya gejala mononucleosis muncul secara pelan-pelan. Banyak gejalanya yang mirip dengan flu, namun ada yang tidak bisa ditemukan di flu, yaitu membengkaknya hati atau limpa. Selain itu, penyakit mono umunya lebih lama dari flu; bisa sampai enam bulan atau lebih.

Baca juga: Mengenal Kissing Disease, Penyakit yang Menular Lewat Ciuman

Meningitis adalah infeksi dari meninges, yaitu membran yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Seperti pneumonia, penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, meski virusnya lebih umum dan ringan tetapi gejalanya mirip dan terlihat seperti flu: pusing, demam dan lesu.

Cara membedakannya: meningitis biasanya juga disertai dengan leher kaku dan sensitif terhadap cahaya terang. Untuk meningitis karena virus, gejalanya memang mirip flu dan pilek serta orang bisa segera sembuh sendiri dalam beberapa minggu.

Sedangkan meningitis karena bakteri bisa menyebabkan gangguan pada otak bahkan kematian jika tidak ditangani secara benar menggunakan antiobiotik.

Bronchitis akut tidak hanya memiliki gejala yang mirip flu dan pilek, bahkan bisa disebabkan oleh virus yang sama. Tetapi tidak ada tes untuk bronchitis seperti pada flu, sehingga dokter biasanya mendiagnosa dengan menanyai gejala dan memeriksi.

Cara membedakannya: "Bronchitis memiliki gejala batuk berdahak tanpa henti, lemah lesu, dan sakit tenggorokan," tutur Dr Peterson. "Perbedaan utamanya adalah bronchitis tidak disertai dengan demam tinggi. Gejalanya juga cenderung bisa sampai tiga minggu, lebih lama dari flu."

Kemudian, gejala bronchitis umumnya berpusat di dada dan tenggorokan, bukan sakit seluruh badan seperti flu, imbuhnya. Penanganannya bisa dengan istirahat total, minum banyak air, dan minum obat yang dapat meredakan gejala sakit.

Respiratory syncytial virus atau RSV memiliki gejala yang bisa disalahartikan sebagai flu (atau pilek). Juru bicara American Lung Association, Afif El-Hasan, MD, menyebutkan bahwa RSV juga dapat menyebabkan gejala hidung meler dan batuk.

Cara membedakannya: tak seperti flu, gejala RSV biasanya muncul bertahap. Umumnya akan sembuh dengan sendirinya selama kamu terus minum banyak cairan dan beristirahat. Gejala yang mirip datang dari infeksi dari apa yang disebut dengan virus parainfluenza.

"Mereka (virus parainfluenza) mirip flu, tapi tidak seburuk itu," tandas Dr El-Hasan. Banyak infeksi virus, termasuk flu, cenderung sembuh sendiri. Tapi waspadai tanda-tanda awal masalah seperti nafas pendek-pendek, nyeri dada atau abdomen, pusing, atau dehidrasi.

Jika kamu mengalami gejala tersebut bersamaan dengan gejala mirip flu, segera hubungi dokter atau kunjungi rumah sakit.

(up/up)

Berita Terkait