Jakarta -
Beberapa penyakit terbukti secara ilmiah dapat diwariskan secara genetik. Akan tetapi kembali lagi, hal ini juga ditentukan oleh gaya hidup yang diterapkan seseorang. Semakin sehat hidupnya, maka risiko yang dihadapinya juga akan semakin kecil.
Dirangkum detikHealth, ini lah lima penyakit yang sering diturunkan keluarga. Pahami untuk melakukan pencegahan, terutama bagi Anda yang ternyata memiliki riwayat penyakit tersebut dari anggota keluarga terdekat.
Baca juga: Benarkah Penyakit-penyakit Ini Diturunkan?
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Penyakit diabetes melitus memiliki hubungan yang kuat dengan keturunan. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah akibat insulin dalam tubuh yang tidak bisa bekerja secara optimal. Seseorang yang memiliki antigen leukosit (human leukocyte antigen/HLA) dalam darah yang diperoleh dari orangtuanya akan memiliki kecenderungan kuat untuk mengembangkan diabetes tipe 1.
Sedangkan diabetes tipe 2 juga merupakan penyakit turunan yang akan muncul di generasi berikutnya jika ada masalah lain yang menyertai seperti obesitas, hipertensi atau gaya hidup tak sehat yang mengganggu fungsi sel-sel beta di dalam tubuhnya.
Foto: thinkstock
|
Kanker merupakan pertumbuhan sel ganas yang disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal atau tidak terkontrol. Penyakit ini dapat berujung pada kematian pasien, terutama jika tidak diobati dengan segera dan tepat.
Macam-macam tertentu dari kanker kini telah dikenal bersifat genetik. Tingkat kemungkinannya mencapai kira-kira 10 persen dari semua kanker, termasuk kanker tingkat tinggi seperti kanker prostat, kanker paru-paru, atau kanker payudara.
Foto: thinkstock
|
Walaupun terdapat bukti-bukti yang menunjukan bahwa hipertensi memiliki latar belakang genetik, masih sulit untuk menentukan tingkat risiko penurunan penyakit ini. Hal tersebut disampaikan oleh dr Teguh Haryo Sasongko, PhD, ahli genetika molekuler, kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
"Ini disebabkan hipertensi sendiri penyakit multifaktorial, secara genetik terdapat lebih dari satu gen yang memainkan peranan penting. Seberapa besar risiko seseorang terkena hipertensi ditentukan oleh ditentukan oleh interaksi dari faktor genetik dan non-genetik," ujar dr Teguh.
Foto: Thinkstock
|
Tingkat kolesterol tinggi yang diturunkan dalam keluarga disebut dengan Familial Hypercholesterolaemia, karena adanya perubahan gen yang mana lemak dalam darah tidak termetabolisme dengan baik.
Jika salah satu orangtua memiliki kondisi tersebut maka kemungkinan risikonya sebesar 50 persen, dan jika ditambah dengan adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat jantung maka risikonya semakin besar.
Foto: thinkstock
|
Penyakit radang sendi seperti osteoartrithis sangat jarang diwariskan karena berhubungan dengan kondisi keausan pada sendi. Tapi jika kondisi yang dialami adalah rheumatoid artrithis yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang sendi, maka kemungkinan ada kaitannya dengan genetik.
Penyakit diabetes melitus memiliki hubungan yang kuat dengan keturunan. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah akibat insulin dalam tubuh yang tidak bisa bekerja secara optimal. Seseorang yang memiliki antigen leukosit (human leukocyte antigen/HLA) dalam darah yang diperoleh dari orangtuanya akan memiliki kecenderungan kuat untuk mengembangkan diabetes tipe 1.
Sedangkan diabetes tipe 2 juga merupakan penyakit turunan yang akan muncul di generasi berikutnya jika ada masalah lain yang menyertai seperti obesitas, hipertensi atau gaya hidup tak sehat yang mengganggu fungsi sel-sel beta di dalam tubuhnya.
Kanker merupakan pertumbuhan sel ganas yang disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal atau tidak terkontrol. Penyakit ini dapat berujung pada kematian pasien, terutama jika tidak diobati dengan segera dan tepat.
Macam-macam tertentu dari kanker kini telah dikenal bersifat genetik. Tingkat kemungkinannya mencapai kira-kira 10 persen dari semua kanker, termasuk kanker tingkat tinggi seperti kanker prostat, kanker paru-paru, atau kanker payudara.
Walaupun terdapat bukti-bukti yang menunjukan bahwa hipertensi memiliki latar belakang genetik, masih sulit untuk menentukan tingkat risiko penurunan penyakit ini. Hal tersebut disampaikan oleh dr Teguh Haryo Sasongko, PhD, ahli genetika molekuler, kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
"Ini disebabkan hipertensi sendiri penyakit multifaktorial, secara genetik terdapat lebih dari satu gen yang memainkan peranan penting. Seberapa besar risiko seseorang terkena hipertensi ditentukan oleh ditentukan oleh interaksi dari faktor genetik dan non-genetik," ujar dr Teguh.
Tingkat kolesterol tinggi yang diturunkan dalam keluarga disebut dengan Familial Hypercholesterolaemia, karena adanya perubahan gen yang mana lemak dalam darah tidak termetabolisme dengan baik.
Jika salah satu orangtua memiliki kondisi tersebut maka kemungkinan risikonya sebesar 50 persen, dan jika ditambah dengan adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat jantung maka risikonya semakin besar.
Penyakit radang sendi seperti osteoartrithis sangat jarang diwariskan karena berhubungan dengan kondisi keausan pada sendi. Tapi jika kondisi yang dialami adalah rheumatoid artrithis yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang sendi, maka kemungkinan ada kaitannya dengan genetik.
(ask/up)