Sayangi Ginjalmu! Pahami 4 Fakta Penting Seputar Ginjal

Sayangi Ginjalmu! Pahami 4 Fakta Penting Seputar Ginjal

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Rabu, 07 Mar 2018 15:18 WIB
Sayangi Ginjalmu! Pahami 4 Fakta Penting Seputar Ginjal
Foto: Ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Ginjal adalah salah satu organ yang sadar atau tidak sudah cukup diperhatikan dengan baik oleh orang banyak. Gaungan untuk menjaga ginjal untuk tetap sehat pun sudah sering diutarakan dalam beberapa kesempatan.

Namun, meski tahu ginjal berperan penting bagi tubuh, masih banyak juga orang yang tidak tahu fungsi-fungsi yang dijalankan oleh organ ini. Karenanya, berikut ini adalah 4 fakta penting mengenai ginjal yang berhasil dirangkum oleh detikHealth.

Baca juga: 5 Hal yang Bisa Memicu Gagal Ginjal

1. Ukuran ginjal

Foto: Thinkstock
Mendengar kata ginjal, mungkin kita sudah bisa membayangkan dua organ yang berada pada kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Tapi, begitu ditanya mengenai ukurannya, ternyata masih banyak yang menggelengkan kepala.

"Ginjal berukuran kira-kira segenggaman tangan kita," jelas dr Aida Lydia, PhD, SpPD-KGH, Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia, saat ditemui detikHealth dalam acara Press Conference Hari Ginjal Sedunia 2018: Ginjal & Kesehatan Perempuan oleh Baxter, Rabu (7/3/2018).

Ginjal sendiri terdiri dari kumpulan nefron. Pada satu ginjal, terdapat 1 juta nefron. Dapat disimpulkan, dengan dua ginjal yang ada, total tubuh memiliki 2 juta nefron penyusun ginjal.

Foto: Ilustrasi/thinkstock
Ginjal selama ini dikenal dengan fungsinya sebagai penyaring darah, lebih jelasnya ginjal berperan dalam mengeluarkan limbah-limbah metabolisme seperti di antaranya ureum, kreatinin, dan lain sebagainnya.

Setiap menitnya, sekitar 100-125 ml darah masuk ke ginjal untuk dibersihkan. Limbah metabolisme tersebut kemudian dibuang melalui air seni atau urine. Peristiwa ini akan terjadi terus menerus tiada henti.

Namun, tahukah kamu kalau ginjal selain menyaring darah ternyata juga berperan dalam pembentukan sel darah merah yang ada kaitannya dengan produksi hormon yang dilakukan oleh ginjal.

"Makanya orang yang biasanya ginjalnya bermasalah dia akan kena anemia," kata Dr dr Iris Rengganis, SpPD-KAI, Ketua Divisi Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Foto: Ilustrasi/thinkstock
Lebih kompleks lagi, ginjal juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit darah seperti natrium dan kalium. Ia juga memegang peran mempertahankan keasaman darah agar tetap dalam batas normal.

Dijelaskan lagi, ginjal juga organ yang membantu proses terbentuknya vitamin D yang dibutuhkan tulang dan juga usus. Dapat disimpulkan, peranan ginjal bisa benar-benar begitu banyak dalam menjaga tubuh agar tetap sehat.

Baca juga: Deretan Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda

Foto: Ilustrasi/thinkstock
Penyakit ginjal adalah kelainan pada organ tersebut dan timbul karena berbagai faktor. Faktor tersebut termasuk infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif. Penyakit ini juga timbul gejalanya juga secara perlahan sehingga butuh kepekaan.

Selain penyakit yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyakit autoimun yakni lupus juga menjadi salah satu penyebab masalah ginjal. Nah ini merupakan efek atau komplikasi serius oleh pengidapnya.

"Autoimun adalah terjadinya pembetukan antibodi tapi menyerang tubuh kita sendiri. Antibodi yang harusnya melindungi serangan dari luar malah menyerang tubuh sendiri dan ini bisa menyerang berbagai organ seperti ke otak, kulit, atau ke ginjal. Kalau sudah ke ginjal kita anggap sudah berat," kata dr Iris.
Halaman 2 dari 5
Mendengar kata ginjal, mungkin kita sudah bisa membayangkan dua organ yang berada pada kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Tapi, begitu ditanya mengenai ukurannya, ternyata masih banyak yang menggelengkan kepala.

"Ginjal berukuran kira-kira segenggaman tangan kita," jelas dr Aida Lydia, PhD, SpPD-KGH, Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia, saat ditemui detikHealth dalam acara Press Conference Hari Ginjal Sedunia 2018: Ginjal & Kesehatan Perempuan oleh Baxter, Rabu (7/3/2018).

Ginjal sendiri terdiri dari kumpulan nefron. Pada satu ginjal, terdapat 1 juta nefron. Dapat disimpulkan, dengan dua ginjal yang ada, total tubuh memiliki 2 juta nefron penyusun ginjal.

Ginjal selama ini dikenal dengan fungsinya sebagai penyaring darah, lebih jelasnya ginjal berperan dalam mengeluarkan limbah-limbah metabolisme seperti di antaranya ureum, kreatinin, dan lain sebagainnya.

Setiap menitnya, sekitar 100-125 ml darah masuk ke ginjal untuk dibersihkan. Limbah metabolisme tersebut kemudian dibuang melalui air seni atau urine. Peristiwa ini akan terjadi terus menerus tiada henti.

Namun, tahukah kamu kalau ginjal selain menyaring darah ternyata juga berperan dalam pembentukan sel darah merah yang ada kaitannya dengan produksi hormon yang dilakukan oleh ginjal.

"Makanya orang yang biasanya ginjalnya bermasalah dia akan kena anemia," kata Dr dr Iris Rengganis, SpPD-KAI, Ketua Divisi Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Lebih kompleks lagi, ginjal juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit darah seperti natrium dan kalium. Ia juga memegang peran mempertahankan keasaman darah agar tetap dalam batas normal.

Dijelaskan lagi, ginjal juga organ yang membantu proses terbentuknya vitamin D yang dibutuhkan tulang dan juga usus. Dapat disimpulkan, peranan ginjal bisa benar-benar begitu banyak dalam menjaga tubuh agar tetap sehat.

Baca juga: Deretan Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda

Penyakit ginjal adalah kelainan pada organ tersebut dan timbul karena berbagai faktor. Faktor tersebut termasuk infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif. Penyakit ini juga timbul gejalanya juga secara perlahan sehingga butuh kepekaan.

Selain penyakit yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyakit autoimun yakni lupus juga menjadi salah satu penyebab masalah ginjal. Nah ini merupakan efek atau komplikasi serius oleh pengidapnya.

"Autoimun adalah terjadinya pembetukan antibodi tapi menyerang tubuh kita sendiri. Antibodi yang harusnya melindungi serangan dari luar malah menyerang tubuh sendiri dan ini bisa menyerang berbagai organ seperti ke otak, kulit, atau ke ginjal. Kalau sudah ke ginjal kita anggap sudah berat," kata dr Iris.

(ask/ask)

Berita Terkait