Penyakit-penyakit Ini Sering Mengalami Salah Diagnosis (2)

Penyakit-penyakit Ini Sering Mengalami Salah Diagnosis (2)

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Kamis, 08 Mar 2018 11:18 WIB
Penyakit-penyakit Ini Sering Mengalami Salah Diagnosis (2)
Foto: Thinkstock
Jakarta - Diagnosis merupakan tahapan penting dari mendeteksi penyakit yang sedang diderita, karena dari sinilah penentuan pengobatan dan penanganan dilakukan. Salah diagnosis umum terjadi, namun jika kesalahan itu terus berlanjut, penanganan untuk penyakit yang sebenarnya pun bisa datang terlambat.

Ada penyakit yang bisa sangat sulit didiagnosis dan mudah terlewatkan. Biasanya ini cenderung terdapat pada penyakit langka yang sering salah didiagnosis menjadi penyakit yang umum dan tidak terlalu parah.

Dari berbagai sumber, detikHealth telah merangkum penyakit-penyakit yang sering mengalami salah diagnosis. Mulai dari penyakit yang mudah diobati hingga penyakit yang mengancam nyawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Penyakit-penyakit Ini Sering Mengalami Salah Diagnosis (1)

Sindrom kelelahan kronis (Chronic fatigue syndrome)

Foto: thinkstock
Saat seseorang lelah, biasanya dengan istirahat akan hilang. Tapi untuk sindrom ini tidak cepat hilang dan biasanya ditandai dengan kelesuan, lekas marah, nyeri otot dan dalam beberapa kasus terjadi hilangnya memori.

Gejala ini seringkali didiagnosis sebagai flu, pilek atau penyakit infeksi lainnya. Tidak ada tes yang tepat untuk penyakit ini, tapi dokter harus mampu menyingkirkan penyakit lain melalui beberapa tes.

Sepsis

Foto: BSIP/UIG Via Getty Images
Dikenal juga sebagai infeksi atau keracunan darah. Biasanya langsung disebabkan oleh infeksi primer, yang berarti pasien awalnya sudah sakit karena hal lain saat sepsis menyerang.

Baca juga: Dikira Flu, Anak Ini Meninggal Karena Misdiagnosis Penyakit Jantung

Sepsis sering salah didiagnosis, karena gejalanya seperti lemah, demam dan kedinginan, pusing, sesak nafas, dan hilang nafsu makan kerap dikaitkan dengan penyakit flu atau sesak nafas bias

Lupus

Foto: Thinkstock
Penyakit autoimun ini umumnya genetik dan banyak diderita oleh wanita. Gejala utamanya yaitu nyeri otot dan sendi serta kelelahan membuat lupus sering salah didiagnosis sebagai sclerosis atau distropi otot.

Karena umumnya dialami oleh wanita, penyakit ini juga berhubungan dengan perubahan hormon saat hamil atau menopause. Selain itu juga rambut rontok, anemia, dan ruam di sekujur tubuh juga menjadi gejala lupus.

Kanker

Foto: Ilustrasi/thinkstock
Kebanyakan penyakit kanker apapun dapat salah terdiagnosis dengan kondisi lainnya. Karena gejala kanker bermacam-macam tergantung di mana kanker itu tumbuh, dan salah diagnosis ini bisa berakibat fatal.

Cara termudah untuk mendeteksi kanker dan lokasinya adalah menanyai si pasien mengenai tubuhnya sendiri. Jika dia mengenal tubuhnya dengan baik, dan merasakan ada perubahan, serta jika ia melakukan pengecekan pada stadium awal maka akan membantu pasien untuk mendiagnosis dan menangani kanker lebih cepat.

Penyakit celiac

Foto: thinkstock
Penyakit autoimun yang disebabkan oleh kondisi di mana pencernaan seseorang mengalami reaksi negatif saat mengonsumsi gluten, karena menganggapnya ancaman untuk sistem pencernaan.

Meski tidak terlalu parah ketimbang penyakit autoimun lainnya, kadang penyakit ini tak terdeteksi karena gejalanya yang terlalu umum, seperti diare terus-menerus, perut kembung, nyeri abdomen dan turunnya berat badan.

Baca juga: Sering Sakit Perut dan Kembung? Bisa Jadi Anda Terkena Penyakit Celiac
Halaman 2 dari 6
Saat seseorang lelah, biasanya dengan istirahat akan hilang. Tapi untuk sindrom ini tidak cepat hilang dan biasanya ditandai dengan kelesuan, lekas marah, nyeri otot dan dalam beberapa kasus terjadi hilangnya memori.

Gejala ini seringkali didiagnosis sebagai flu, pilek atau penyakit infeksi lainnya. Tidak ada tes yang tepat untuk penyakit ini, tapi dokter harus mampu menyingkirkan penyakit lain melalui beberapa tes.

Dikenal juga sebagai infeksi atau keracunan darah. Biasanya langsung disebabkan oleh infeksi primer, yang berarti pasien awalnya sudah sakit karena hal lain saat sepsis menyerang.

Baca juga: Dikira Flu, Anak Ini Meninggal Karena Misdiagnosis Penyakit Jantung

Sepsis sering salah didiagnosis, karena gejalanya seperti lemah, demam dan kedinginan, pusing, sesak nafas, dan hilang nafsu makan kerap dikaitkan dengan penyakit flu atau sesak nafas bias

Penyakit autoimun ini umumnya genetik dan banyak diderita oleh wanita. Gejala utamanya yaitu nyeri otot dan sendi serta kelelahan membuat lupus sering salah didiagnosis sebagai sclerosis atau distropi otot.

Karena umumnya dialami oleh wanita, penyakit ini juga berhubungan dengan perubahan hormon saat hamil atau menopause. Selain itu juga rambut rontok, anemia, dan ruam di sekujur tubuh juga menjadi gejala lupus.

Kebanyakan penyakit kanker apapun dapat salah terdiagnosis dengan kondisi lainnya. Karena gejala kanker bermacam-macam tergantung di mana kanker itu tumbuh, dan salah diagnosis ini bisa berakibat fatal.

Cara termudah untuk mendeteksi kanker dan lokasinya adalah menanyai si pasien mengenai tubuhnya sendiri. Jika dia mengenal tubuhnya dengan baik, dan merasakan ada perubahan, serta jika ia melakukan pengecekan pada stadium awal maka akan membantu pasien untuk mendiagnosis dan menangani kanker lebih cepat.

Penyakit autoimun yang disebabkan oleh kondisi di mana pencernaan seseorang mengalami reaksi negatif saat mengonsumsi gluten, karena menganggapnya ancaman untuk sistem pencernaan.

Meski tidak terlalu parah ketimbang penyakit autoimun lainnya, kadang penyakit ini tak terdeteksi karena gejalanya yang terlalu umum, seperti diare terus-menerus, perut kembung, nyeri abdomen dan turunnya berat badan.

Baca juga: Sering Sakit Perut dan Kembung? Bisa Jadi Anda Terkena Penyakit Celiac

(Frieda Isyana Putri/up)

Berita Terkait