dr Manfaluthy Hakim, SpS(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Pusat, mengatakan kesemutan dan baal yang terjadi karena neuropati biasanya terjadi sering tanpa ada pemicu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan bahwa kesemutan dan kebas biasa akan hilang setelah berganti posisi tubuh. Kesemutan dan kebas ini lazim terjadi misalnya karena kesalahan posisi duduk, dan akan hilang begitu posisi diubah.
Nah, kesemutan dan kebas karena neuropati lazim terjadi pada pasien-pasien penyakit kronis seperti ginjal atau diabetes. Pada kondisi ini, kesemutan dan kebas terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B yang berguna untuk menjaga kesehatan saraf.
Meski begitu, kekurangan vitamin B yang menimbulkan kesemutan juga bisa terjadi pada orang-orang yang kurang makan daging dan kacang-kacangan. Gaya hidup tidak aktif (sedentary) dan konsumsi alkohol juga bisa membuat tubuh kekurangan vitamin B.
"Kalau sering kesemutan tapi ganti lifestyle lebih aktif olahraga, makan gizi seimbang, atau minum suplemen vitamin B sudah hilang, berarti bukan karena neuropati," paparnya.
Baca juga: 5 Penyakit yang Punya Gejala Kesemutan |











































