Pengelola TB Kusta Puskesmas Kanjilo, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan, Nurhayati, mengatakan sejauh ini memang masih terdapat pasien kusta yang malu untuk berobat. Tetapi, ia terus berusaha memberikan penyuluhan serta merekrut para kader supaya pasien kusta tak malu lagi untuk datang ke pelayanan kesehatan.
"Lewat kader, membantu mereka untuk datang berobat, terkadang ada juga beberapa yang datang sendiri," terang Nur saat berbincang dengan detikHealth, Sabtu (17/3/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nur pun mengaku meski sudah melakukan berbagai upaya seperti penyuluhan kemudian berhasil menemukan orang yang terkena kusta. Namun ia masih mengalami kesulitan dalam memberikan pengobatan pada pasien kusta.
Sebab reaksi tersebut berefek pada kulit yang menimbulkan gejala seperti bentol-bentol, merah, nyeri, bahkan bisa membuat kulit menghitam.
"Dalam proses pengobatan kan ada yang namanya reaksi kusta, dia itu bisa terjadi sebelum pengobatan maupun setelah pengobatan. Nah ini pasien yang baru berobat ada reaksi itu kadang mereka nggak percaya. Kok minum obat seperti ini," pungkas Nur.
Maka itu, Nur mengaku melakukan pendekatan secara khusus kepada pasien kusta dengan cara melihat kondisi pasien terlebih dahulu, apakah bisa langsung menerima atau sebaliknya sehingga ketika dirasa pasien masih sulit menerima dan sulit memahami, tentu tidak bisa diutarakan begitu saja ke pasien kusta tersebut.
"Kalau memang orangnya bisa menerima ya langsung saja. Tapi kalau ada yang pemahamannya kurang dan tidak tahu ya tidak langsung, kadang kan ada pasien yang shock dan ada yang sampai menangis setelah tahu," pungkasnya.











































