"Kita sekarang dinyatakan secara global nomor 2 setelah India untuk kasus TB baru dan TB totalnya. Diperkirakan ada 1 juta kasus baru per tahun, namun baru sepertiga melakukan pengobatan dan dilaporkan, lainnya belum," ungkap Menkes dalam acara peringatan Hari TB Sedunia di Monas, Jakarta Pusat.
"(Sisanya) ada yang sudah ditemukan dan diobati tapi belum dilaporkan. Namun, bahkan masih ada kasus TBC yang belum ditemukan," tambahnya lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus pasien TB yang sudah berobat namun belum dilaporkan, atau bahkan belum berobat dan tercatat, disebut Menkes sebagai missing cases yang harus segera ditangani. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pemeriksaan TB di lembaga pemasyarakatan (lapas), sekolah, dan perkantoran.
Sekolah menjadi fokus karena anak-anak secara umum lebih mudah tertular TB daripada orang dewasa. Jika ditemukan, pasien TB anak-anak nantinya akan menjalani pengobatan untuk menurunkan risiko menularkan TB ke teman-teman sekolahnya.
"Tetapi bukan berarti ketika kita temukan ada pasien TB anak di sekolah atau di pekerjaan, mereka tidak boleh bekerja dan belajar. Mereka tetap sekolah dan kerja, tapi kota obati dan kita berikan masker untuk menghindari penularan," urainya.
Di sisi lain, lapas juga memerlukan perhatian khusus. Lapas berisiko tinggi menularkan TB karena ruangan yang sempit namun diisi banyak orang.
"Lapas tinggi juga karena ada hubungannya dengan HIV. TB dan HIV punya kaitan erat dan di lapas ini tinggi dua-duanya," tutup Menkes.











































