Melalui Direktur Utama PT Bio Farma, M. Rahman Roestan mengatakan bahwa dari ke-50 negara yang mendapat bantuan suplai vaksin dari Indonesia, salah satunya adalah Arab Saudi.
"Isu halal ini Indonesia lebih maju, karena di negara-negar Islam lainnya untuk vaksin dan medicine itu belum dipersyaratkan. Sehingga kita perlu negara kita mencari keharmonisan kriteria. Karena di negara-negara seperti Arab Saudi itu sudah disuplai vaksinnya dari Indonesia, dan itu sudah tidak dipermasalahkan di sana," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (14/5/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menyuplai vaksin dalam bentuk produk jadi, Arab Saudi juga meminta bantuan Indonesia untuk mentransfer teknologi pembuatan vaksin tersebut.
"Kita sudah menandatangani kerjasama dan sekarang sudah bergulir dengan partner produsen vaksin di Arab," imbuhnya.
Indonesia lebih unggul dalam pengembangan vaksin di banding negara-negara Islam lainnya. Dari 57 negara anggota OKI, hanya sekitar 7 negara yang memiliki pabrik untuk memproduksi vaksin.
Maka dari itu, PT Bio Farma berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia dan sisanya untuk membantu negara-negara OKI lainnya.
"Yang sudah diakui Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk imunisasi dasarnya baru Indonesia, sehingga diberi kepercayaan untuk menjadi lead di bidang vaksin dan medicine untuk negara OOKI. Kita akan bantu 7 negara yang sudah punya pabrik vaksin untuk suplai bahan setengah jadi dan akan transfer teknologi dan kita juga akan support jika negara-negara OKI lainnya akan membangun pabrik vaksin," tutup Rahman.
(wdw/up)











































