Jakarta -
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 oleh Kementerian Kesehatan, sekitar 26,5 persen penduduk dewasa Indonesia mengalami hipertensi. Sayangnya dari jumlah tersebut 35,8 persen atau lebih dari sepertiganya tidak mengetahui bahwa mereka mengidap hipertensi.
Padahal bila hipertensi tidak dikendalikan dampaknya bisa berujung pada berbagai komplikasi kesehatan. Sebut saja seperti penyakit jantung koroner, stroke, atau gagal ginjal.
Nah dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), berikut beberapa fakta unik dari hipertensi yang masih jarang diketahui.
Berhubungan dengan pikun
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Hipertensi tidak selalu hanya berdampak pada kondisi stroke atau jantung. Beberapa studi melihat ada kemungkinan bahwa berkurangnya fungsi kognisi otak bisa juga berhubungan dengan hipertensi. Mereka yang hipertensi di usia 45-65 tahun lebih berisiko terkena pikun.
Bisa dialami pemuda
Foto: Thinkstock
|
Kalau selama ini kamu berpikir hipertensi penyakit orang tua, buang jauh-jauh anggapan tersebut. Menurut CDC satu dari empat pria dan satu dari lima wanita usia 35-44 sudah bisa terkena hipertensi.Menurut ahli mengapa semakin banyak orang-orang di usia muda terkena hipertensi salah satunya karena pengaruh gaya hidup tidak sehat. Oleh karena itu disarankan agar orang-orang melakukan cek tensi darah minimal sekali dalam setahun.
Umumnya tidak bergejala
Foto: iStock
|
Meski ada yang mengaku bisa merasakan gejala sakit saat tensi darah naik, nyatanya sebagian besar orang tidak mengalami hal tersebut. Oleh karena itu kondisi hipertensi sering juga disebut sebagai silent killer.
Jarang diketahui
Foto: thinkstock
|
Nah karena hipertensi tidak bergejala maka orang-orang bahkan dokter sekali pun jadi gampang melewatkannya. Terbukti dari statistik Riskesdas 2013 yang melihat ada sekitar 35,8 persen pengidap tidak menyadari hipertensi bila tidak dilakukan pemeriksaan.
Wanita lebih berisiko
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Karena berbagai alasan mulai dari hormon hingga kehamilan, wanita cenderung lebih rentan hipertensi dibanding pria. Wanita dengan hipertensi yang hamil maka dirinya akan sangat berisiko mengalami komplikasi seperti misalnya persalinan prematur.Oleh sebab itu wanita hamil lebih ditekankan untuk selalu memonitor tekanan darah.
Hipertensi tidak selalu hanya berdampak pada kondisi stroke atau jantung. Beberapa studi melihat ada kemungkinan bahwa berkurangnya fungsi kognisi otak bisa juga berhubungan dengan hipertensi. Mereka yang hipertensi di usia 45-65 tahun lebih berisiko terkena pikun.
Kalau selama ini kamu berpikir hipertensi penyakit orang tua, buang jauh-jauh anggapan tersebut. Menurut CDC satu dari empat pria dan satu dari lima wanita usia 35-44 sudah bisa terkena hipertensi.
Menurut ahli mengapa semakin banyak orang-orang di usia muda terkena hipertensi salah satunya karena pengaruh gaya hidup tidak sehat. Oleh karena itu disarankan agar orang-orang melakukan cek tensi darah minimal sekali dalam setahun.
Meski ada yang mengaku bisa merasakan gejala sakit saat tensi darah naik, nyatanya sebagian besar orang tidak mengalami hal tersebut. Oleh karena itu kondisi hipertensi sering juga disebut sebagai silent killer.
Nah karena hipertensi tidak bergejala maka orang-orang bahkan dokter sekali pun jadi gampang melewatkannya. Terbukti dari statistik Riskesdas 2013 yang melihat ada sekitar 35,8 persen pengidap tidak menyadari hipertensi bila tidak dilakukan pemeriksaan.
Karena berbagai alasan mulai dari hormon hingga kehamilan, wanita cenderung lebih rentan hipertensi dibanding pria. Wanita dengan hipertensi yang hamil maka dirinya akan sangat berisiko mengalami komplikasi seperti misalnya persalinan prematur.
Oleh sebab itu wanita hamil lebih ditekankan untuk selalu memonitor tekanan darah.
(fds/up)