Jakarta -
Kanker kandung kemih mungkin belum begitu dikenal jika dibandingkan dengan kanker jenis lainnya. Memang, kasus kanker yang satu ini jauh lebih banyak dialami oleh orang yang berusia di atas 65 tahun, tapi bukan berarti orang yang lebih muda bisa 100 persen terhindari dari risiko kanker kandung kemih.
Berdasarkan data statistik kanker milik WHO pada tahun 2012, angka kejadian kanker kandung kemih di Indonesia sebesar 2,3 per 100 penduduk. Akan tetapi kabar baiknya, semakin dini kanker terdeteksi maka semakin besar pula kesempatan untuk mengalahkannya. Nah untuk mendeteksi, dikutip dari Prevention, Rabu (23/5/2018), ini dia tanda-tandanya.
Waduh! Ada darah di urine!
Foto: thinkstock
|
Darah yang ada pada urine adalah gejala awal kanker kandung kemih yang paling umum, dan ini adalah hal yang bisanya juga lebih sering diabaikan oleh wanita. Apalagi, hematuria biasanya tidak menimbulkan rasa sakit sehingga kamu bisa tidak menyadarinya berminggu-minggu sampai berbulan-bulan kemudian."Banyak wanita mengabaikan gejala ini karena mereka menghubungkannya dengan menstruasi atau menopause," kata Arjun Balar, MD, seorang ahli onkologi di NYU Langone Medical Center.
"Darah dalam urin tidak selalu berarti kamu menderita kanker kandung kemih, tetapi penting untuk berdiskusi dengan dokter."
Sering dikira infeksi saluran kencing (ISK)
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Kanker kandung kemih sering dapat disalahartikan sebagai infeksi saluran kemih, karena banyak gejala yang tumpang tindih."Pasien mungkin mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil, urgensi untuk buang air kecil, rasa sakit saat buang air kecil, atau inkontinensia urin," kata Susan Constantino, MD, seorang ahli onkologi UF Health Cancer Center di Orlando Health.
Nyeri di mana-mana...
Foto: iStock
|
"Nyeri sering dikaitkan dengan kanker kandung kemih lanjutan," kata Dr Constantino.Rasa sakit bisa di daerah flank (area atau daerah yang terletak di antara tulang illeum dan tulang rusuk paling bawah), perut, atau panggul. Pasien juga dapat mengembangkan rasa sakit di tulang mereka jika kanker telah menyebar ke tulang.
Enggak nafsu makan
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Kehilangan nafsu makan memang salah satu gejala yang umum dimiliki oleh berbagai penyakit, dan kanker kandung kemih tidak terkecuali."(Bila kanker telah tumbuh atau menyebar) kamu mungkin mengalami penurunan berat badan atau merasa lelah dan lemah," jelas Dr Balar.
Bila ini sudah berlangsung cukup lama dan disertai dengan beberapa gejala yang sudah disebutkan sebelumnya, jangan ragu untuk mengunjungi dokter guna deteksi dan penanganan lebih lanjut.
Darah yang ada pada urine adalah gejala awal kanker kandung kemih yang paling umum, dan ini adalah hal yang bisanya juga lebih sering diabaikan oleh wanita. Apalagi, hematuria biasanya tidak menimbulkan rasa sakit sehingga kamu bisa tidak menyadarinya berminggu-minggu sampai berbulan-bulan kemudian.
"Banyak wanita mengabaikan gejala ini karena mereka menghubungkannya dengan menstruasi atau menopause," kata Arjun Balar, MD, seorang ahli onkologi di NYU Langone Medical Center.
"Darah dalam urin tidak selalu berarti kamu menderita kanker kandung kemih, tetapi penting untuk berdiskusi dengan dokter."
Kanker kandung kemih sering dapat disalahartikan sebagai infeksi saluran kemih, karena banyak gejala yang tumpang tindih.
"Pasien mungkin mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil, urgensi untuk buang air kecil, rasa sakit saat buang air kecil, atau inkontinensia urin," kata Susan Constantino, MD, seorang ahli onkologi UF Health Cancer Center di Orlando Health.
"Nyeri sering dikaitkan dengan kanker kandung kemih lanjutan," kata Dr Constantino.
Rasa sakit bisa di daerah flank (area atau daerah yang terletak di antara tulang illeum dan tulang rusuk paling bawah), perut, atau panggul. Pasien juga dapat mengembangkan rasa sakit di tulang mereka jika kanker telah menyebar ke tulang.
Kehilangan nafsu makan memang salah satu gejala yang umum dimiliki oleh berbagai penyakit, dan kanker kandung kemih tidak terkecuali.
"(Bila kanker telah tumbuh atau menyebar) kamu mungkin mengalami penurunan berat badan atau merasa lelah dan lemah," jelas Dr Balar.
Bila ini sudah berlangsung cukup lama dan disertai dengan beberapa gejala yang sudah disebutkan sebelumnya, jangan ragu untuk mengunjungi dokter guna deteksi dan penanganan lebih lanjut.
(ask/up)