Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, Untung Suseno Sutarjo, akhir pekan lalu melakukan rangkaian kunjungan pada tiga puskesmas yang terletak di perbatasan Malaysia-RI di Kalimantan Barat. Puskesmas di desa Temajuk, Kec. Paloh, dan Kec. Sajingan Besar di Kab. Sambas menjadi sebagian dari program pembangunan 124 puskesmas yang berada di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
Sesuai dengan tujuan program NS, tentunya di puskesmas desa-desa tersebut juga ditempatkan tim. Menjadi tim NS yang akan mengabdi di DTPK tentunya membawa banyak suka dan duka, termasuk juga bagi Zulfitrah, salah satu dari tim Nusantara Sehat. Zulfitrah yang sudah bertugas di Puskesmas Sajingan Besar selama setahun menyebutkan masih banyak keterbatasan, seperti akses jalan dan tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Christin dari Sajingan Besar dulunya bertugas pada tahun 2015. Ia mengatakan bahwa setelah selesai bertugas, ia direkrut oleh daerah setempat untuk menjadi dokter, dan kini ia menjadi pegawai tidak tetap di puskesmas yang berjarak hanya sekitar 5 km dari Pos Lintas Batas Negara Aruk ini.
Sedangkan tim NS yang berada di puskesmas Paloh baru 7 bulan bertugas, mereka sempat merasa tidak betah karena kendala perbedaan bahasa di mana mayoritas berasal dari Sulawesi dan juga kondisi perbatasan yang menurut mereka sungguh luar biasa.
"Kaget lah, Kalimantan itu kayak gimana kami nggak tau apa-apa langsung di tempatkan di sini, pengennya sih di Sulawesi, hehehe. Belum tau Paloh kayak gimana, begitu sampai di sini wow Paloh luar biasa," kata Yuyun Ariska, yang berprofesi menjadi tenaga kesehatan masyarakat.
"Karena kendaraannya kami cuma punya dua, kalo kelapangan ada yang bonceng tiga. Masalah jalanan yang jelek, kalau kita mau turun ke lapangan, jadi setengah mati gitu karena rusak, kadang juga terjatuh. Semuanya sudah pernah merasakan jatuh dari motor," timpal bidan Desi Afianti yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat ini.
Namun seiring berjalannya waktu tentu beberapa kendala bisa mereka atasi termasuk kendala bahasa. Kini mereka menyebut sangat betah berada di Paloh karena keramah tamahan masyarakatnya dan bagaimana mereka sangat kooperatif dalam membantu program kerja mereka.
Beberapa program kerja mereka seperti Laskar PELITA (Peduli Lingkungan dan Kesehatan, edukasi, dan Posyandu Remaja yang meliputi penyuluhan kepada remaja, konseling kesehatan, cek kesehatan berkala, kemudian ada pemberian tablet tambah darah bagi remaja puteri.
Untuk program lingkungannya tim NS berfokus pada pengelolaan sampah untuk menjadi kompos dan bank sampah.
Bagi Yuyun, bisa langsung terjun ke masyarakat dan melihat secara langsung kondisi yang ada di masyarakat merupakan kebahagiaan tersendiri. Melihat para warga Paloh menghargai kerja keras mereka untuk meningkatkan derajat kesehatan daerahnya membuat mereka menjadi betah berada di perbatasan sekalipun.
"Menjadi bagian dari tim Nusantara Sehat itu sangat luar biasa, Kawan. Ayo ikut mengabdi di DTPK. Masyarakat sangat membutuhkan kalian untuk meningkatkan derajat kesehatan yang sangat tinggi-tingginya," ungkap wanita yang berasal dari Sulawesi Selatan ini.
Sementara di desa Temajuk, baru Oktober 2017 lalu tim NS yang bertugas di sana selesai melaksanakan kewajibannya. Menurut Juraini, kepala puskesmas Temajuk, belum ada tim NS lagi yang bertugas dikarenakan adanya kendala registrasi puskesmas Temajuk untuk berubah status dari puskesmas pembantu menjadi puskesmas induk yang belum diproses. (frp/fds)











































