Azis mengaku dirinya suka rela berpartisipasi di Nusantara Sehat karena memang ia lebih menyukai mengabdi di desa daripada di kota. Datang dari daerah yang sebetulnya juga cukup tertinggal, dirinya sudah punya pengalaman dan gambaran hal apa saja yang mungkin akan dihadapi.
"Saya sudah pernah tugas di desa. Yang membuat saya termotivasi untuk lebih memilih desa karena kalau di kota kan semua sudah serba ada. Saya ingin sesuatu yang menantang. Kadang orang bilang 'eh tugas di desa itu kan enggak ada listrik, enggak ada air', eh tapi itu justru yang saya suka dari situ," kata Azis kepada detikHealth ketika ditemui pada acara peresmian pelantikan Nusantara Sehat 2016 di Pusdikkes TNI AD, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (18/4/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Lebih baik mengabdi di desa dihargai daripada di kota. Orang yang punya ilmu di kota seperti saya sudah banyak, tapi di desa ilmu itu dibutuhkan untuk dibagi," lanjut Azis.
Bercerita lebih jauh, Azis juga punya alasan lainnya mengapa ia termotivasi untuk terjun mengabdi. Ia ingin memperbaiki 'kegagalan' yang pernah dialami sewaktu masih mengabdi di daerah terpencil yang juga masih kampung halamannya, Desa Kolobolon, Kepulauan Rote, Nusa Tenggara Timur.
"Ada orang yang saya enggak kenal datang ke saya malam-malam mau partus (melahirkan -red) nggak ada listrik, enggak ada air. Dia pendarahan berat dan minta tolong ke saya. Saya keingat ibu saya 'oh dia mungkin seperti ini dulu' jadi saya juga jadi terdorong," kenang Azis yang saat itu juga langsung menelepon temannya yang berprofesi bidan untuk bantuan.
Baca juga: Buka Rakerkesnas 2016, Menkes Ingin Daerah Perkuat Puskesmas
Karena kondisinya sudah darurat dan tak ada bidan yang siaga, Azis pun memutuskan untuk membantu proses persalinan. Dalam hati Azis sadar betul bahwa dirinya adalah perawat bukan bidan sehingga hal ini sesuatu yang tak sesuai dengan kompetisinya meski ia punya pengetahuan yang cukup terkait persalinan.
"Kata kawan 'ya sudah tolonglah ibu itu dulu'. Saya kerja sama dengan salah satu anak si ibu dan kita bantu partus. Tertolonglah anaknya tapi sayang ibunya meninggal karena pendarahan. Itu membuat saya jadi merasa bersalah dan gagal," kata Azis.
"Makanya saya pengen banget coba Nusantara Sehat dan alhamdulillah saya lulus bisa ikut. Saya tidak trauma. Saya ingin menebus kesalahan saya yang dulu," pungkas Azis. (fds/vit)












































