Jakarta -
Tak banyak orang yang sadar bahwa ia terinfeksi HIV, karena gejalanya seringkali bukanlah hal yang menakutkan, misalnya seperti demam. HIV atau human immunodeficiency virus merupakan virus yang tidak dapat disembuuhkan yang menyerang sistem imun tubuh.
HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti sperma, darah dan ASI (air susu ibu), namun tidak melewati air liur. Jika tak segera ditangani, HIV bisa menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), yang bisa membuat pengidapnya sangat rentan terhadap penyakit kronis dan akhirnya meninggal.
"Pada tahun 2016, sejumlah 48 ribu orang terinfeksi HIV di Indonesia dan 38 ribu jiwa meninggal terkait dengan AIDS. Ada sektiar 620 ribu jiwa hidup dengan HIV, di dalamnya 13 persen orang mendapatkan terapi antiretroviral," demikian dilaporkan oleh situs UNAIDS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kamu mengidap HIV atau tidak adalah dengan tes, namun tak ada salahnya kamu memerhatikan beberapa gejala umum yang sering terjadi dan dikenali pada orang yang terinfeksi HIV berikut ini:
Demam dan kedinginan
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Demam ringan dengan temperatur 37,5 - 38,5 derajat celcius yang bersamaan dengan rasa kedinginan merupakan gejala HIV yang paling umum dapat kita kenali. Disebabkan tubuh kita yang sedang mencoba untuk melawan benda asing yang seharusnya tidak berada di sana secara efektif, menurut Michael Horberg, MD, direktur HIV-AIDS for Kaiser Permanente, dikutip dari Women's Health.
dr Horberg melanjutkan, "Mungkin dengan menaikkan suhu badan menjadi salah satu cara membunuh virus-virus infeksi seperti pada kasus penyakit flu, namun tidak dengan HIV. Demamnya bisa berlangsung selama seminggu atau dua minggu, bisa juga muncul dalam sehari."
Keringatan saat bangun tidur
Foto: Thinkstock
|
Berkeringat saat bangun tidur bukan diartikan dengan kepanasan atau ketika tidak menggunakan pendingin ruangan. Namun ketika keringat dingin yang keluar dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga kamu harus mengganti bajumu bahkan spreimu.
"Tubuhmu sedang berusaha untuk mengeluarkan racun. Meski memang banyak penyakit lain yang berpotensi untuk menyebabkan keringatan saat tidur seperti menopause atau leukemia, namun jika kamu mengalaminya dalam beberapa malam segera periksakan ke dokter," ujar dr Horberg.
Banyak ruam di tubuh
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Beberapa orang yang mengalami gejala HIV menyadari munculnya ruam berwarna merah terang di seluruh tubuhnya. dr Horberg menyebutkan bahwa ruam yang muncul merupakan ruam normal, misal seperti ruam yang kerap terjadi ketika tubuh mengalami reaksi atau alergi pada obat.
Biasanya ruam ini akan bertahan sekitar seminggu, dan kebanyakan tidak gatal. Karena ruam ini merupakan reaksi dari demam yang dialami bersamaan dengan respons peradangan alamiah tubuh untuk melawan infeksi.
Radang tenggorokan
Foto: thinkstock
|
Respons peradangan tubuh terhadap infeksi virus yang serius juga dapat menyebabkan radang di tenggorokan dan menjadikannya susah untuk menelan. Radang tenggorokan ini hanya radang biasa, bukan strep (jenis radang tenggorokan yang serius disertai bercak-bercak putih).
Ngantuk dan badan terasa sakit
Foto: Shutterstock
|
Pengidap HIV umumnya merasa tidak nyaman dan sangat kelelahan pada minggu pertama terinfeksi. Kelelahan ini tak henti-hentinya dirasakan, bahkan ketika hanya untuk pergi kerja atau melakukan kegiatan harian.
"Segalanya terasa sakit. Sulit untuk bergerak, dan kamu tak bisa membuat tubuhmu lebih nyaman. Tubuhmu sedang melawan virus HIV, dan jadinya kelelahan," tutur dr Horberg.
Muntah, mual, dan diare
Foto: Thinkstock
|
"Dalam rentang 30 hingga 60 persen, para pengidap HIV dalam tahap awalnya merasakan mual, muntah atau diare dalam waktu singkat," kata Dr Carlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit infeksi dan imunologi di Fakultas Kedokteran di NYU School of Medicine, kota New York, dikutip dari Health Line.
Gejala ini juga dapat muncul akibat dari terapi antiretroviral dan dalam kasus infeksi, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik. dr Horberg menyebutkan diare yang dialami biasanya tanpa henti dan tak merespons pada semua penanganan.
Demam ringan dengan temperatur 37,5 - 38,5 derajat celcius yang bersamaan dengan rasa kedinginan merupakan gejala HIV yang paling umum dapat kita kenali. Disebabkan tubuh kita yang sedang mencoba untuk melawan benda asing yang seharusnya tidak berada di sana secara efektif, menurut Michael Horberg, MD, direktur HIV-AIDS for Kaiser Permanente, dikutip dari Women's Health.
dr Horberg melanjutkan, "Mungkin dengan menaikkan suhu badan menjadi salah satu cara membunuh virus-virus infeksi seperti pada kasus penyakit flu, namun tidak dengan HIV. Demamnya bisa berlangsung selama seminggu atau dua minggu, bisa juga muncul dalam sehari."
Berkeringat saat bangun tidur bukan diartikan dengan kepanasan atau ketika tidak menggunakan pendingin ruangan. Namun ketika keringat dingin yang keluar dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga kamu harus mengganti bajumu bahkan spreimu.
"Tubuhmu sedang berusaha untuk mengeluarkan racun. Meski memang banyak penyakit lain yang berpotensi untuk menyebabkan keringatan saat tidur seperti menopause atau leukemia, namun jika kamu mengalaminya dalam beberapa malam segera periksakan ke dokter," ujar dr Horberg.
Beberapa orang yang mengalami gejala HIV menyadari munculnya ruam berwarna merah terang di seluruh tubuhnya. dr Horberg menyebutkan bahwa ruam yang muncul merupakan ruam normal, misal seperti ruam yang kerap terjadi ketika tubuh mengalami reaksi atau alergi pada obat.
Biasanya ruam ini akan bertahan sekitar seminggu, dan kebanyakan tidak gatal. Karena ruam ini merupakan reaksi dari demam yang dialami bersamaan dengan respons peradangan alamiah tubuh untuk melawan infeksi.
Respons peradangan tubuh terhadap infeksi virus yang serius juga dapat menyebabkan radang di tenggorokan dan menjadikannya susah untuk menelan. Radang tenggorokan ini hanya radang biasa, bukan strep (jenis radang tenggorokan yang serius disertai bercak-bercak putih).
Pengidap HIV umumnya merasa tidak nyaman dan sangat kelelahan pada minggu pertama terinfeksi. Kelelahan ini tak henti-hentinya dirasakan, bahkan ketika hanya untuk pergi kerja atau melakukan kegiatan harian.
"Segalanya terasa sakit. Sulit untuk bergerak, dan kamu tak bisa membuat tubuhmu lebih nyaman. Tubuhmu sedang melawan virus HIV, dan jadinya kelelahan," tutur dr Horberg.
"Dalam rentang 30 hingga 60 persen, para pengidap HIV dalam tahap awalnya merasakan mual, muntah atau diare dalam waktu singkat," kata Dr Carlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit infeksi dan imunologi di Fakultas Kedokteran di NYU School of Medicine, kota New York, dikutip dari Health Line.
Gejala ini juga dapat muncul akibat dari terapi antiretroviral dan dalam kasus infeksi, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik. dr Horberg menyebutkan diare yang dialami biasanya tanpa henti dan tak merespons pada semua penanganan.
(frp/up)