Jakarta -
Pankreas adalah organ penting dalam tubuh manusia sehingga kesehatan pankreas tak boleh diabaikan. Organ yang terletak di dalam perut dan bersarang di antara hati, limpa, dan kandung empedu ini berperan dalam melepaskan hormon, termasuk insulin, untuk membantu tubuh memproses gula dari asupan makanan.
Masalahnya, tak sedikit orang yang mengalami pankreatitis akut, peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba. Jika tidak ditangani dengan cepat, ini bisa menjadi lebih buruk dan menjadi ancaman bagi kehidupan. Mengutip dari Dazzling News, mengungkapkan bahwa ada kebiasaan sehari-hari yang sebenarnya patut Anda hindari untuk mengurangi risiko penyakit ini. Apa saja itu?
Konsumsi alkohol
Foto: thinkstock
|
Kita semua tahu bahwa mengonsumsi minuman beralkohol berhubungan dengan sejumlah penyakit yang seiring waktu dapat menjadi sangat serius. Oleh karena itu, untuk melindungi kesehatan pankreas dan mengurangi risiko pankreatitis dianjurkan untuk tidak minum alkohol.
Serangkaian penelitian, termasuk studi berbasis populasi di Denmark yang melibatkan 17.905 orang menunjukkan bahwa asupan alkohol yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit ini, baik pada pria maupun wanita.
Makan makanan kolesterol tinggi
Foto: Istimewa
|
Batu empedu, salah satu penyebab utama pankreatitis akut yang dapat berkembang ketika terlalu banyak mengakumulasi kolesterol dalam empedu, zat yang dibuat oleh hati untuk mencerna lemak. Untuk itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan rendah lemak, seperti biji-bijian dan berbagai buah dan sayuran segar.
Cobalah untuk menghindari makanan yang digoreng dan berlemak, serta produk yang mengandung susu. Ini karena tingkat trigliserida yang tinggi dapat meningkatkan risiko pankreatitis akut. Selain itu, hindari makanan atau minuman tinggi gula yang juga dapat meningkatkan risikonya secara signifikan.
Tidak aktif bergerak
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Orang yang malasan dan tidak aktif bergerak kemudian pada akhirnya memiliki kelebihan berat badan rupanya lebih besar berisiko terkena pankreatitis akut. Untuk mencegah kondisi semacam ini, perlu sedikit demi sedikit menurunkan berat badan dan mempertahankannya ke berat badan yang ideal. Caranya dengan diet seimbang, serta melakukan kegiatan fisik secara teratur.
Dan ingat, untuk pekerja kantor yang sepanjang hari harus duduk di depan layar komputer, jangan ragu untuk melakukan olahraga dan aktivitas fisik setidaknya 3 sampai 4 kali dalam seminggu.
Diet instan
Foto: Thinkstock
|
Anda mungkin pernah mendengar tentang diet 'ajaib' yang menjanjikan penurunan berat badan dalam waktu yang singkat atau instan, bahkan kadang hanya hitungan hari. Jangan dipercaya, saran terbaik untuk menurunkan berat badan adalah melakukannya secara bertahap.
Ketika seseorang menggunakan metode penurunan berat badan yang cepat, maka hati akan sangat terpengaruh dan mulai menghasilkan sejumlah besar kolesterol sebagai respons, yang akhirnya dapat meningkatkan risiko batu empedu dan masalah Liver lainnya.
Merokok
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Studi menunjukkan bahwa merokok berkaitan erat dengan pankreatitis akut. Peneliti dari Swedia tersebut diikuti oleh 84.667 wanita dan pria, dengan rata-rata usia 46 hingga 84 tahun.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Gut itu mengungkapkan bahwa mereka yang merokok setara dengan setidaknya satu pak rokok sehari selama 20 tahun, memiliki lebih dari dua kali lipat risiko pankreatitis akut dan kanker lainnya, dibandingkan dengan non-perokok. Maka itu, setop merokok untuk mengurangi risiko tersebut.
Pengobatan sendiri
Foto: thinkstock
|
Penggunaan obat-obatan yang mengandung estrogen, kortikosteroid, sulfonamid, tiazid, dan azathioprine dalam jumlah besar dapat menyebabkan pankreatitis akut.
Penting untuk berhati-hati dalam hal pengobatan dan jangan berlebihan, karena dapat memengaruhi kesehatan secara negatif sehingga pankreatitis bisa menjadi penyakit serius.
Jika hal ini tidak ditangani segera, alhasil dapat berubah menjadi eksokrin pankreas insufisiensi atau EPI, kondisi yang terjadi akibat tubuh kekurangan enzim eksokrin pankreas, sehingga menyebabkan tubuh gagal mencerna makanan atau ketidakmampuan mencerna makanan.
Kita semua tahu bahwa mengonsumsi minuman beralkohol berhubungan dengan sejumlah penyakit yang seiring waktu dapat menjadi sangat serius. Oleh karena itu, untuk melindungi kesehatan pankreas dan mengurangi risiko pankreatitis dianjurkan untuk tidak minum alkohol.
Serangkaian penelitian, termasuk studi berbasis populasi di Denmark yang melibatkan 17.905 orang menunjukkan bahwa asupan alkohol yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit ini, baik pada pria maupun wanita.
Batu empedu, salah satu penyebab utama pankreatitis akut yang dapat berkembang ketika terlalu banyak mengakumulasi kolesterol dalam empedu, zat yang dibuat oleh hati untuk mencerna lemak. Untuk itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan rendah lemak, seperti biji-bijian dan berbagai buah dan sayuran segar.
Cobalah untuk menghindari makanan yang digoreng dan berlemak, serta produk yang mengandung susu. Ini karena tingkat trigliserida yang tinggi dapat meningkatkan risiko pankreatitis akut. Selain itu, hindari makanan atau minuman tinggi gula yang juga dapat meningkatkan risikonya secara signifikan.
Orang yang malasan dan tidak aktif bergerak kemudian pada akhirnya memiliki kelebihan berat badan rupanya lebih besar berisiko terkena pankreatitis akut. Untuk mencegah kondisi semacam ini, perlu sedikit demi sedikit menurunkan berat badan dan mempertahankannya ke berat badan yang ideal. Caranya dengan diet seimbang, serta melakukan kegiatan fisik secara teratur.
Dan ingat, untuk pekerja kantor yang sepanjang hari harus duduk di depan layar komputer, jangan ragu untuk melakukan olahraga dan aktivitas fisik setidaknya 3 sampai 4 kali dalam seminggu.
Anda mungkin pernah mendengar tentang diet 'ajaib' yang menjanjikan penurunan berat badan dalam waktu yang singkat atau instan, bahkan kadang hanya hitungan hari. Jangan dipercaya, saran terbaik untuk menurunkan berat badan adalah melakukannya secara bertahap.
Ketika seseorang menggunakan metode penurunan berat badan yang cepat, maka hati akan sangat terpengaruh dan mulai menghasilkan sejumlah besar kolesterol sebagai respons, yang akhirnya dapat meningkatkan risiko batu empedu dan masalah Liver lainnya.
Studi menunjukkan bahwa merokok berkaitan erat dengan pankreatitis akut. Peneliti dari Swedia tersebut diikuti oleh 84.667 wanita dan pria, dengan rata-rata usia 46 hingga 84 tahun.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Gut itu mengungkapkan bahwa mereka yang merokok setara dengan setidaknya satu pak rokok sehari selama 20 tahun, memiliki lebih dari dua kali lipat risiko pankreatitis akut dan kanker lainnya, dibandingkan dengan non-perokok. Maka itu, setop merokok untuk mengurangi risiko tersebut.
Penggunaan obat-obatan yang mengandung estrogen, kortikosteroid, sulfonamid, tiazid, dan azathioprine dalam jumlah besar dapat menyebabkan pankreatitis akut.
Penting untuk berhati-hati dalam hal pengobatan dan jangan berlebihan, karena dapat memengaruhi kesehatan secara negatif sehingga pankreatitis bisa menjadi penyakit serius.
Jika hal ini tidak ditangani segera, alhasil dapat berubah menjadi eksokrin pankreas insufisiensi atau EPI, kondisi yang terjadi akibat tubuh kekurangan enzim eksokrin pankreas, sehingga menyebabkan tubuh gagal mencerna makanan atau ketidakmampuan mencerna makanan.
(hrn/up)