Jakarta -
Shakira Arum, putri penyanyi Denada yang berusia 5 tahun saat ini sedang berjuang melawan leukemia, penyakit kanker darah yang menyerang sumsum tulang.
Leukemia, yang sering salah tulis jadi leukimia, terbagi menjadi 4 jenis tergantung kecepatan pertumbuhan dan tempat sel kanker berasal.
Data dari Kementerian Kesehatan menyebut leukemia dan retinoblastoma merupakan kanker yang paling banyak menyerang anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa saja faktor risiko dan penyebab leukemia? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta leukemia yang wajib kamu ketahui.
1. Faktor genetik
Foto: Instagram
|
Hingga saat ini, ilmuwan belum menemukan penyebab pasti mengapa seseorang bisa terserang leukemia. Pengaruh faktor genetik ditambah dengan lingkungan disebut sebagai faktor terbesar.
Dari sisi genetik, risiko leukemia lebih besar jika anggota keluarga ada yang mengalami leukemia. Pada anak kembar, risiko meningkat 2 kali lipat jika salah satunya mengalami leukemia sebelum berusia 7 tahun.
Beberapa kelainan bawaan seperti fanconi anemia, bloom syndrome, ataxia telangiectasia, down syndrome, shwachman syndrome, dan neurofibromatosis juga bisa meningkatkan risiko mengalami leukemia.
2. Faktor lingkungan
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Tak punya riwayat anggota keluarga yang mengidap kanker? Leukemia juga bisa muncul karena lingkungan. MIsalnya, karena pernah menjalankan kemoterapi atau radioterapi akibat kanker di organ lain.
Ilmuwan juga percaya bahwa paparan beberapa zat kimia juga bisa meningkatkan risiko leukemia. Sering menghirup bensin dan bahan bakar minyak lainnya yang digunakan di pabrik disebut berbahaya dan bisa menyebabkan leukemia.
Merokok, minum alkohol, dan asupan-asupan bersifat karsinogen lainnya juga diketahui dapat meningkatkan risiko leukemia, terutama acute myelogenous leukemia.
3. Bagaimana leukemia terjadi?
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Secara umum, leukemia terjadi ketika sel-sel di sumsum tulang mengalami mutasi menjadi sel kanker. Mutasi ini menyebabkan masalah pada sumsum, sehingga produksi sel darah merah, sel darah putih, dan platelet (keping darah) menjadi abnormal.
Lama kelamaan, sel-sel darah yang abnormal tersebut berjumlah lebih banyak daripada sel sehat yang menyebabkan muncul serangkaian geja. Memar contohnya, terjadi karena perdarahan yang diakibatkan kemampuan pembekuan darah berkurang.
Ketika sel-sel leukemia lebih banyak daripada sel darah yang normal, maka risiko mengalami penyakit seperti anemia, infeksi dan juga perdarahan menjadi lebih besar. Leukemia akut berkembang sangat cepat, dan biasanya semakin memburuk dalam waktu singkat. Sebaliknya, leukemia kronis berkembang lebih lambat hingga bertahun-tahun.
Hingga saat ini, ilmuwan belum menemukan penyebab pasti mengapa seseorang bisa terserang leukemia. Pengaruh faktor genetik ditambah dengan lingkungan disebut sebagai faktor terbesar.
Dari sisi genetik, risiko leukemia lebih besar jika anggota keluarga ada yang mengalami leukemia. Pada anak kembar, risiko meningkat 2 kali lipat jika salah satunya mengalami leukemia sebelum berusia 7 tahun.
Beberapa kelainan bawaan seperti fanconi anemia, bloom syndrome, ataxia telangiectasia, down syndrome, shwachman syndrome, dan neurofibromatosis juga bisa meningkatkan risiko mengalami leukemia.
Tak punya riwayat anggota keluarga yang mengidap kanker? Leukemia juga bisa muncul karena lingkungan. MIsalnya, karena pernah menjalankan kemoterapi atau radioterapi akibat kanker di organ lain.
Ilmuwan juga percaya bahwa paparan beberapa zat kimia juga bisa meningkatkan risiko leukemia. Sering menghirup bensin dan bahan bakar minyak lainnya yang digunakan di pabrik disebut berbahaya dan bisa menyebabkan leukemia.
Merokok, minum alkohol, dan asupan-asupan bersifat karsinogen lainnya juga diketahui dapat meningkatkan risiko leukemia, terutama acute myelogenous leukemia.
Secara umum, leukemia terjadi ketika sel-sel di sumsum tulang mengalami mutasi menjadi sel kanker. Mutasi ini menyebabkan masalah pada sumsum, sehingga produksi sel darah merah, sel darah putih, dan platelet (keping darah) menjadi abnormal.
Lama kelamaan, sel-sel darah yang abnormal tersebut berjumlah lebih banyak daripada sel sehat yang menyebabkan muncul serangkaian geja. Memar contohnya, terjadi karena perdarahan yang diakibatkan kemampuan pembekuan darah berkurang.
Ketika sel-sel leukemia lebih banyak daripada sel darah yang normal, maka risiko mengalami penyakit seperti anemia, infeksi dan juga perdarahan menjadi lebih besar. Leukemia akut berkembang sangat cepat, dan biasanya semakin memburuk dalam waktu singkat. Sebaliknya, leukemia kronis berkembang lebih lambat hingga bertahun-tahun.
(mrs/up)