Tapi tahukah kamu bahwa stres juga bisa membawa dampak positif? Dikutip dari Mind, Body, Green, stres positif biasanya didorong oleh tujuan atau target yang kita buat sendiri, dan datang ketika hasilnya positif namun masih ada tantangan dan oposisi yang harus dihadapi.
Misalnya bekerja mengejar deadline. Walau membuat stres, jika diselesaikan tepat waktu akan membawa kepuasan tersendiri. Ada sebagian orang yang membutuhkan stres seperti ini untuk memicu adrenalin. Biasanya, mereka sangat menikmatinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksikan juga video 'Menghilangkan Stres dengan Seni Rock Balancing':
"Stres yang positif mengirimkan sumbu endokrin pada saraf lewat perjalanan yang benar-benar berbeda dari stres yang negatif, yakni yang menguatkan kesehatan otak dengan membuat koneksi saraf tambahan dan mengurangi peradangan. Stres yang positif bisa jadi mata rantai terkuat untuk melindungi kesehatan otak jangka panjang," tutur Ayesha Sherzai, MD, direktur dari Alzheimer's Prevention Program di Loma Linda University Medical Center.
Stres yang positif (eustress) dapat memotivasi, membuat mereka merasa senang atau tertantang. Sementara, beda dengan stres yang negatif, datang dari situasi di luar kendali kita dan tidak didorong oleh pilihan yang kita buat.
"Stres buruk tak hanya mempengaruhi kemampuan kita untuk berfungsi, membuat keputusan dan mood, tapi juga memaksa hipotalamus, sebuah area di otak yang mengontrol sistem saraf dan sekresi hormon, jadi kacau-balau," lanjut Sherzai.
Dampaknya, otak akan melepaskan adrenalin, kortisol dan hormon lain yang dapat mengacau. Dan juga meningkatkan terjadinya peradangan, merusak proses otak dan membebani tiroid, hingga menyebabkan kerusakan baik jangka panjang maupun pendek pada kesehatan kita.












































