Valerie Stull dari Madison Nelson Institute for Environmental Studies, University of Wisconsin, mengatakan tren makan serangga saat ini sedang terjadi di Eropa dan Amerik Serikat. Serangga diklaim memiliki kandungan baik bagi usus dan saluran cerna.
"Minat mengonsumsi serangga saat ini sedang tinggi. Selain ramah lingkungan, serangga juga alternatif sumber protein selain hewan ternak seperti sapi dan babi," ungkap Stull dikutip dari Foxnews.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama penelitian, sampel kotoran dan darah partisipan diambil secara berkala. Mereka juga diminta mengisi survei soal kesehatan salurn cerna sebelum dan sesudah penelitian.
Hasil penelitian menyebut ada perubahan dalam sistem metabolisme tubuh kelompok yang mengonsumsi jangkrik. Peneliti menemukan lebih banyak bakteri baik dari kotoran kelompok pertama.
Tak hanya itu, peneliti juga menemukan adanya penurunan kadar TNF-alpha, protein tubuh yang berhubungan dengan depresi dan kanker. Ke depannya dibutuhkan penelitian dalam skala yang lebih besar untuk melihat lebih jauh manfaat jangkrik sebagai sumber protein alternatif.
Tonton juga 'Mau Makan Roti dari Tepung Jangkrik?':
(mrs/up)











































