5 Fakta Mac Miller, Rapper Mantan Ariana Grande yang Diduga Overdosis

5 Fakta Mac Miller, Rapper Mantan Ariana Grande yang Diduga Overdosis

Firdaus Anwar - detikHealth
Minggu, 09 Sep 2018 16:12 WIB
5 Fakta Mac Miller, Rapper Mantan Ariana Grande yang Diduga Overdosis
Foto: Mac Miller (Insatgram)
Jakarta - Rapper kondang Mac Miller ditemukan tewas di rumahnya di California, Amerika Serikat, pada Jumat (7/9). Pria bernama asli Malcolm James McCormick ini diduga meninggal akibat overdosis obat, masalah yang memang sudah lama diketahui melanda dirinya.

Miller yang pertama kali populer lewat album pertamanya di tahun 2011 mengaku mengandalkan obat-obatan seperti promethazine, codeine, kokain, dan ganja untuk menghadapi masalah mentalnya. Stres saat sedang tur diakui Miller membuatnya kewalahan.

Masalah kesehatan apa saja yang dihadapi oleh Miller selama masih hidup? Berikut rangkuman detikHealth:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Depresi

Foto: Mac Miller (Insatgram)
Dalam sebuah wawancara Miller mengaku menggunakan kombinasi obat promethazine dan codeine untuk menghadapi depresi saat dirinya menjalankan tur Macadelic di tahun 2012. Miller mengaku menghadapi stres berat dari kritikan orang-orang.

Dari titik inilah masalah kecanduan Miller dengan obat-obatan dimulai.

Berusaha sembuh

Foto: Mac Miller (Instagram)

Miller sadar bahwa dirinya punya masalah dan berusaha berhenti menggunakan obat-obatan. Namun usaha Miller selalu gagal sampai bulan November 2012 saat ia harus fokus memproduksi reality show-nya sendiri berjudul 'Mac Miller and the Most Dope Family'.

Nyanyikan perjuangannya

Foto: Mac Miller (Instagram)
Pada Mei 2014 Miller kembali terbuka terhadap perjuangannya menghadapi depresi dan candu obat-obatan dalam album berjudul 'Faces'. Miller menyebut beberapa obat dalam lagunya seperti kokain, codein, obat batuk, dan debu malaikat (fensiklidin/pcp).

Dalam album terbarunya, Swimming, Miller juga bercerita bagaimana ia berusaha melawan 'iblis' candu yang ada dalam dirinya.

Semakin parah

Foto: Mac Miller (Instagram)
Pada Februari 2016 dalam wawancara Miller tidak sengaja mengaku bahwa kondisi kecanduannya makin parah. Ia tidak lagi bisa merasa tenang dengan mengandalkan obat-obatan biasa hingga harus beralih ke narkotik lain yang lebih kuat.

"Saya perlu obat yang bisa membuat saya lebih kebas. Mengapa saya mencoba obat baru itu karena saya benci dalam keadaan sadar. Saya ingin memakai obat-obatan," ungkapnya.

Ditangkap polisi

Foto: Mac Miller (Insatgram)
Beberapa bulan sebelum kematiannya, Miller ditangkap polisi karena kedapatan mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk. Pada 17 Mei Miller ditangkap dan didenda sekitar Rp 223 juta setelah mobilnya menabrak tiang listrik. Beruntung tidak ada yang cedera.

Karena ini pelanggaran pertamanya Miller bisa bebas namun harus melayani komunitas dan SIM-nya ditahan.

Halaman 2 dari 6
Dalam sebuah wawancara Miller mengaku menggunakan kombinasi obat promethazine dan codeine untuk menghadapi depresi saat dirinya menjalankan tur Macadelic di tahun 2012. Miller mengaku menghadapi stres berat dari kritikan orang-orang.

Dari titik inilah masalah kecanduan Miller dengan obat-obatan dimulai.

Miller sadar bahwa dirinya punya masalah dan berusaha berhenti menggunakan obat-obatan. Namun usaha Miller selalu gagal sampai bulan November 2012 saat ia harus fokus memproduksi reality show-nya sendiri berjudul 'Mac Miller and the Most Dope Family'.

Pada Mei 2014 Miller kembali terbuka terhadap perjuangannya menghadapi depresi dan candu obat-obatan dalam album berjudul 'Faces'. Miller menyebut beberapa obat dalam lagunya seperti kokain, codein, obat batuk, dan debu malaikat (fensiklidin/pcp).

Dalam album terbarunya, Swimming, Miller juga bercerita bagaimana ia berusaha melawan 'iblis' candu yang ada dalam dirinya.

Pada Februari 2016 dalam wawancara Miller tidak sengaja mengaku bahwa kondisi kecanduannya makin parah. Ia tidak lagi bisa merasa tenang dengan mengandalkan obat-obatan biasa hingga harus beralih ke narkotik lain yang lebih kuat.

"Saya perlu obat yang bisa membuat saya lebih kebas. Mengapa saya mencoba obat baru itu karena saya benci dalam keadaan sadar. Saya ingin memakai obat-obatan," ungkapnya.

Beberapa bulan sebelum kematiannya, Miller ditangkap polisi karena kedapatan mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk. Pada 17 Mei Miller ditangkap dan didenda sekitar Rp 223 juta setelah mobilnya menabrak tiang listrik. Beruntung tidak ada yang cedera.

Karena ini pelanggaran pertamanya Miller bisa bebas namun harus melayani komunitas dan SIM-nya ditahan.

(fds/frp)

Berita Terkait