Dosen Fakultas Perikanan UGM Triyanto menjelaskan, kolam yang keruh lebih cocok dengan sifat lele daripada yang jernih. Lele sebetulnya adalah binatang malam yang tidak terlalu suka sinar matahari.
"Lele bisa stres jika hidup di air bersih, karena terlihat manusia dan kena sinar matahari langsung," katanya.
Kolam keruh pada teknik budidaya sekarang berbeda dengan masa sebelumnya. Teknik budidaya sekarang mengharuskan adanya aerator dalam kolam untuk menjaga kecukupan oksigen bagi lele. Aerator juga mengaduk lumpur dalam kolam sehingga lele tetap terhindari dari stres. Sementara kolam pada zaman dahulu dibuat asal dan cenderung keruh karena tanah atau sampah.
Masyarakat tak perlu ragu makan lele meski hidup di air keruh. Asal bersih dari sampah dan memiliki kecukupan oksigen, keruhnya air tak menurunkan kualitas lele. Tentunya proses budidaya yang lain juga harus berjalan baik, misal cukup pemberian pakan bernutrisi.
Lele kerap mengalami stigma karena hidup di air keruh dan cenderung memiliki pola hidup pemakan segala (omnivora). Faktanya, lele sarat protein, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Tentunya lele harus dibudidayakan dengan baik untuk memaksimalkan manfaatnya.