Jakarta -
Tes urine telah dilakukan pada perempuan yang nekat menerobos iring-iringan Presiden Jokowi hingga mengacungkan jari tengah. Terbukti urine-nya positif mengandung benzodiazepine, sebuah jenis obat penenang.
Obat ini lazim digunakan oleh pasien gangguan kejiwaan yang mengalami gangguan kecemasan, gangguan panik, kejang-kejang dan insomnia. Jika digunakan dalam dosis yang tepat, obat ini sebenarnya tidak akan memberikan efek halusinasi pada penggunanya.
"Penggunaan benzodiazepine saja menurut kepustakaan tidak menyebabkan penggunanya mengalami halusinasi. Saat memakainya akan menimbulkan rasa nyaman, dan beberapa mempunyai efek mengantuk," dr Tribowo T Ginting, SpKJ (K), dari RSUP Persahabatan Jakarta, kepada detikHealth, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut serangkaian dampak buruk penyalahgunaan benzodiazepine dari yang ringan hingga terburuk:
Efek samping
Foto: thinkstock
|
Efek samping dari mengonsumsi obat ini adalah rasa ngantuk, linglung, pusing, gemetar, kehilangan koordinasi, masalah penglihatan, depresi dan sakit kepala. Namun, jika orang yang menggunakannya sudah mengalami ketergantungan, dr Bowo menjelaskan hal ini bisa mengarah pada timbul efek kecemasan kembali, iritabilitas, insomnia, dan lainnya.Obat ini umumnya sangat disarankan untuk penggunaan jangka pendek saja. Disebabkan penggunaannya dalam jangka panjang akan menyebabkan kecanduan, dan menyebabkan gejala-gejala seperti susah tidur, rasa depresi dan berkeringat.
Kecanduan
Foto: Grandyos Zafna
|
Jika seseorang telah mengalami kecanduan benzodiazepine, sangat penting untuk tidak berhenti begitu saja. Karena bisa menyebabkan tremor, keram otot, dan kejang yang mengancam nyawa. Sehingga jika ingin berhenti, maka harus dengan bantuan profesional.
Delirium dan overdosis
Foto: Thinkstock
|
Efek terparah dari penyalahgunaan zat ini masih menurut dr Bowo adalah delirium, atau keadaan di mana penggunanya mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya, linglung, mengalami disorientasi dan tidak mampu berpikir secara jernih.Gejala lain yang dapat timbul adalah keracunan, masalah kendali gerak, dan bicara cadel. Selain itu, mungkin saja muncul depresi pernapasan bila dipakai secara berlebihan yang tentunya akan mengancam keselamatan jiwa orang yang menyalahgunakan zat benzodiazepine.
Dilansir Medical News Today, overdosis juga bisa terjadi namun jarang menjadi fatal. Kecuali jika penggunanya mencampurkan dengan barbiturat, opioid, alkohol, atau obat anti depresi (antidepressants).
Efek samping dari mengonsumsi obat ini adalah rasa ngantuk, linglung, pusing, gemetar, kehilangan koordinasi, masalah penglihatan, depresi dan sakit kepala. Namun, jika orang yang menggunakannya sudah mengalami ketergantungan, dr Bowo menjelaskan hal ini bisa mengarah pada timbul efek kecemasan kembali, iritabilitas, insomnia, dan lainnya.
Obat ini umumnya sangat disarankan untuk penggunaan jangka pendek saja. Disebabkan penggunaannya dalam jangka panjang akan menyebabkan kecanduan, dan menyebabkan gejala-gejala seperti susah tidur, rasa depresi dan berkeringat.
Jika seseorang telah mengalami kecanduan benzodiazepine, sangat penting untuk tidak berhenti begitu saja. Karena bisa menyebabkan tremor, keram otot, dan kejang yang mengancam nyawa. Sehingga jika ingin berhenti, maka harus dengan bantuan profesional.
Efek terparah dari penyalahgunaan zat ini masih menurut dr Bowo adalah delirium, atau keadaan di mana penggunanya mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya, linglung, mengalami disorientasi dan tidak mampu berpikir secara jernih.
Gejala lain yang dapat timbul adalah keracunan, masalah kendali gerak, dan bicara cadel. Selain itu, mungkin saja muncul depresi pernapasan bila dipakai secara berlebihan yang tentunya akan mengancam keselamatan jiwa orang yang menyalahgunakan zat benzodiazepine.
Dilansir Medical News Today, overdosis juga bisa terjadi namun jarang menjadi fatal. Kecuali jika penggunanya mencampurkan dengan barbiturat, opioid, alkohol, atau obat anti depresi (antidepressants).
(frp/up)