Dokter Sudan Selatan Raih Penghargaan PBB Karena Baktinya di Zona Perang

Dokter Sudan Selatan Raih Penghargaan PBB Karena Baktinya di Zona Perang

Firdaus Anwar - detikHealth
Selasa, 25 Sep 2018 17:42 WIB
Dokter Sudan Selatan Raih Penghargaan PBB Karena Baktinya di Zona Perang
dr Evan bergaya di ruang operasi yang gelap karena listrik bergantung pada generator. (Foto: ABC Australia)
Jakarta - Di Rumah Sakit Maban Referral daerah Nil Atas, Sudan Selatan, hanya ada satu dokter yang bertugas. Ia adalah dr Evan Atar Adaha yang sudah mengabdi selama 20 tahun menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk memberikan perawatan pada yang membutuhkan.

Sudan Selatan sebagai negara yang paling baru di dunia mengalami perang saudara sejak tahun 2013. Pada awal kemerdekaan tercatat ada sekitar 120 dokter namun jumlahnya terus berkurang karena beberapa terbunuh dalam konflik dan sisanya memilih kabur.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

dr Evan adalah satu-satunya dokter yang tersisa di Nil Atas di mana ia bisa menerima ribuan pasien setiap tahun. Ia tinggal di tenda dekat RS yang hanya punya satu ruang operasi dengan alat seadanya.

"Kerja kami sebagai dokter adalah menyelamatkan nyawa dan memberi kenyamanan bagi mereka yang sakit. Inilah kenapa kita (dokter -red) berkomitmen," ungkap dr Evan seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (25/9/2018).

Atas jasa-jasa dan pengorbanannya Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) belakangan memberikan penghargaan Nansen Refugee Award kepada dr Evan. PBB memprediksi dengan kondisi saat ini akan ada sekitar 12 ribu pengungsi baru yang mungkin membutuhkan bantuan dr Evan.

Kepada wartawan dr Evan mengaku punya satu keinginan yaitu damai. Menurutnya hanya damai yang akan membuat ia bisa beristirahat dan kembali ke Kenya bertemu anak dan istrinya.

"Apa yang kami butuhkan adalah damai... Hanya ini yang akan mengurangi kerja kita. Damai di Sudan Selatan dan Sudan," pungkasnya.

(fds/up)

Berita Terkait