Sudan Selatan sebagai negara yang paling baru di dunia mengalami perang saudara sejak tahun 2013. Pada awal kemerdekaan tercatat ada sekitar 120 dokter namun jumlahnya terus berkurang karena beberapa terbunuh dalam konflik dan sisanya memilih kabur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerja kami sebagai dokter adalah menyelamatkan nyawa dan memberi kenyamanan bagi mereka yang sakit. Inilah kenapa kita (dokter -red) berkomitmen," ungkap dr Evan seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (25/9/2018).
Atas jasa-jasa dan pengorbanannya Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) belakangan memberikan penghargaan Nansen Refugee Award kepada dr Evan. PBB memprediksi dengan kondisi saat ini akan ada sekitar 12 ribu pengungsi baru yang mungkin membutuhkan bantuan dr Evan.
Kepada wartawan dr Evan mengaku punya satu keinginan yaitu damai. Menurutnya hanya damai yang akan membuat ia bisa beristirahat dan kembali ke Kenya bertemu anak dan istrinya.
"Apa yang kami butuhkan adalah damai... Hanya ini yang akan mengurangi kerja kita. Damai di Sudan Selatan dan Sudan," pungkasnya.











































