Jakarta -
Kanker perut mengintai siapa saja yang menjalankan pola hidup buruk. Penyakit bermula dari sel kanker yang terbentuk di garis dalam organ perut. Gangguan yang juga disebut gastric cancer ini tumbuh lambat selama beberapa tahun.
Peneliti belum mengetahui sebab pasti sel kanker bisa tumbuh di dalam perut. Namun peneliti tahu beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko mengidap kanker perut. Misal infeksi bakteri Helicobacter pylori pada saluran pencernaan yang disebut gastritis, anemia jangka panjang yang disebut pernicious anemia, dan pertumbuhan polip di perut. Dikutip dari Web MD berikut faktor risiko lain kanker perut.
Merokok
Foto: Dok. REUTERS/Christian Hartmann/Illustration
|
Studi membuktikan 1 dari 5 kasus kanker perut di Inggris terkait dengan kebiasaan merokok. Risiko meningkat seiring jumlah batang rokok yang dihisap per hari. Merokok sebetulnya tak hanya meningkatkan risiko mengidap kanker perut. Zat yang dihasilkan dari proses merokok menurunkan fungsi dan daya imun tubuh, akibatnya perokok lebih mudah terkena penyakit degeneratif misal kanker dan gangguan jantung.
Konsumsi garam berlebih
Foto: Istock
|
Terlalu banyak mengomsumsi makanan yang tinggi garam ikut meningakatkan risiko mengidap kanker perut. Di Inggris, sekitar 1 dari 4 kanker perut diawali dengan suka makan hidangan asin.Kementerian Kesehatan menyarankan konsumsi garam kurang dari 5 gram atau satu sendok teh per hari. Saran ini sulit diterapkan karena masyarakat berhadapan dengan garam tersembunyi pada hidangan siap saji.
Terlalu sering makan olahan daging
Foto: iStock
|
Olahan daging ikut meningkatkan risiko kanker perut karena banyaknya garam yang digunakan untuk menjaga kualititas makanan. Beberapa jenis olahan daging adalah ham, bacon, salami, dan sosis. Pemerintah Inggris dalam situs Cancer Research UK menyarankan, konsumsi daging olahan kurang dari 2 sosis per hari yang setara 70 gram.Konsumsi garam dan daging olahan berlebih meningkatkan risiko obesitas, yang juga berkaitan dengan kanker perut. Obesitas dalah kondisi dengan nilai indeks massa tubuh lebih dari 30.
Paparan asbes
Foto: Ilustrasi/thinkstock
|
Sebanyak 55 negara telah melarang penggunaan asbes atau asbestos dalam pipa, bahan perakitan kapal, kampas rem, atap, dan lantai bangunan. Negara tersebut berada di kawasan Eropa dan Kanada. Sementara Amerika membatasi penggunaan asbes hanya untuk industri otomotof dan rem pesawat tempur.Indonesia belum menerapkan peraturan serupa pada asbes yang juga menyebabkan kanker paru-paru. Risiko kanker perut juga menimpa pekerja di industri batu bara, logam, kayu, dan karet.
Golongan darah A dan keturunan
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Hasil riset American Cancer Society menyatakan golongan darah A paling rentan terkena kanker perut. Namun tidak dijelaskan penyebab golongan darah A lebih mudah terkena penyakit ini dibanding lainnya. Golongan darah A hanya memiliki antigen A pada sel darah merah dan antibodi B dalam plasma.Riwayat pewarisan perubahan gen E-Cadherin (CDH1) ikut meningkatkan risiko kanker perut sebesar 2 hingga 10 kali lipat. Faktor risiko golongan darah dan riwayat keluarga bisa ditekan dengan menjalankan pola hidup sehat misal olahraga, tidak merokok, rutin makan sayur dan buah.
Studi membuktikan 1 dari 5 kasus kanker perut di Inggris terkait dengan kebiasaan merokok. Risiko meningkat seiring jumlah batang rokok yang dihisap per hari. Merokok sebetulnya tak hanya meningkatkan risiko mengidap kanker perut. Zat yang dihasilkan dari proses merokok menurunkan fungsi dan daya imun tubuh, akibatnya perokok lebih mudah terkena penyakit degeneratif misal kanker dan gangguan jantung.
Terlalu banyak mengomsumsi makanan yang tinggi garam ikut meningakatkan risiko mengidap kanker perut. Di Inggris, sekitar 1 dari 4 kanker perut diawali dengan suka makan hidangan asin.
Kementerian Kesehatan menyarankan konsumsi garam kurang dari 5 gram atau satu sendok teh per hari. Saran ini sulit diterapkan karena masyarakat berhadapan dengan garam tersembunyi pada hidangan siap saji.
Olahan daging ikut meningkatkan risiko kanker perut karena banyaknya garam yang digunakan untuk menjaga kualititas makanan. Beberapa jenis olahan daging adalah ham, bacon, salami, dan sosis. Pemerintah Inggris dalam situs Cancer Research UK menyarankan, konsumsi daging olahan kurang dari 2 sosis per hari yang setara 70 gram.
Konsumsi garam dan daging olahan berlebih meningkatkan risiko obesitas, yang juga berkaitan dengan kanker perut. Obesitas dalah kondisi dengan nilai indeks massa tubuh lebih dari 30.
Sebanyak 55 negara telah melarang penggunaan asbes atau asbestos dalam pipa, bahan perakitan kapal, kampas rem, atap, dan lantai bangunan. Negara tersebut berada di kawasan Eropa dan Kanada. Sementara Amerika membatasi penggunaan asbes hanya untuk industri otomotof dan rem pesawat tempur.
Indonesia belum menerapkan peraturan serupa pada asbes yang juga menyebabkan kanker paru-paru. Risiko kanker perut juga menimpa pekerja di industri batu bara, logam, kayu, dan karet.
Hasil riset American Cancer Society menyatakan golongan darah A paling rentan terkena kanker perut. Namun tidak dijelaskan penyebab golongan darah A lebih mudah terkena penyakit ini dibanding lainnya. Golongan darah A hanya memiliki antigen A pada sel darah merah dan antibodi B dalam plasma.
Riwayat pewarisan perubahan gen E-Cadherin (CDH1) ikut meningkatkan risiko kanker perut sebesar 2 hingga 10 kali lipat. Faktor risiko golongan darah dan riwayat keluarga bisa ditekan dengan menjalankan pola hidup sehat misal olahraga, tidak merokok, rutin makan sayur dan buah.
(Rosmha Widiyani/ask)