Jakarta -
Terdapat beberapa faktor risiko yang mampu meningkatkan risiko kanker payudara, seperti sering mengonsumsi junk food atau kebiasaan merokok pada pria maupun wanita.
Selain fakta di atas, banyak pula mitos mengenai kanker payudara yang menjadikan penyakit ini terkesan tidak bisa disembuhkan. Agar terhindar dari mitos tersebut, berikut hal penting mengenai kanker payudara yang musti kamu perhatikan dikutip dari Health:
Perhatikan faktor risiko
Foto: iStock
|
Tidak ada saran yang dapat menggantikan rekomendasi khusus dari dokter. Selalu perhatikan faktor risiko pribadi. Jika terdapat keluarga yang memiliki riwayat kanker, segera berkonsultasi pada ahli untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Setiap wanita yang telah mengalami masa pubertas dan mereka yang memasuki fase menopause dianjurkan untuk selalu memeriksakan kondisi payudara secara rutin agar terhidar dari kanker payudara.
Kemajuan baru dapat menyelamatkan hidup
Foto: Thinkstock
|
Saat ini, terdapat penelitian baru yakni imunoterapi, sejenis pengobatan yang memanfaatkan respon imun tubuh sendiri untuk menghancurkan sel-sel kanker, terutama kanker payudara tipe triple-negatif yang sangat agresif. Selai itu, terobosan lain pun sudah membantu mengurangi tingkat kematian, termasuk terapi kanker payudara HER2-positif
Adanya tipe obat CDK4/6 inhibitor juga membantu melawan salah satu jenis kanker payudara pada stadium lanjut dengan memblok protein sel yang memungkinkan tumor tumbuh. Intinya, kemajuan ini kemungkinan akan meningkatkan tingkat ketahanan hidup untuk tahun-tahun mendatang.
Siapa yang harus melakukan tes genetik?
Foto: iStock
|
Sekitar 10 persen penyebab kanker payudara disebabkan oleh mutasi genetik pada BRCA1 dan BRCA2 yang juga dikaitkan dengan kanker ovarium, pankreas dan prostat. Tes genetika juga dapat mencari gen lain yang meningkatkan risiko kanker payudara seperti PALB2.
Dokter tidak menyarankan untuk melakukan skrining pada semua wanita. Menurut Mary Freivogel, presiden National Society of Genetic Counselors, terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan seperti:
- Memiliki anggota keluarga yang terdiagnosa mengidap kanker payudara, ovarium, atau pankreas.
- Terdapat keluarga dengan mutasi BRCA1/2.
- Anda terdiagnosa mengidap kanker sebelum usia 45 tahun.
Jangan percaya mitos
Foto: Thinkstock
|
Banyak mitos mengenai kanker payudara yang menyesatkan masyarakat, dari ukuran payudara sampai pemakaian bra. Selain itu, hal-hal di bawah ini pun tidak akan meningkatkan risiko kanker payudara:
-IVF (In Vitro Fetrilization) atau bayi tabung.
Sebuah studi tahun 2016 terhadap 25.000 wanita tidak menemukan peningkatan risiko pada mereka yang menjalani program bayi tabung.
- Merasa tertekan
Perempuan yang dilaporkan merasa sering atau terus menerus stres selama lima tahun sebelumnya tidak memiliki risiko lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah atau kadang-kadang mengalami stres, per studi di Inggris pada tahun 2016.
- Ukuran bra
Tidak peduli apa ukurannya, apa jenisnya, atau seberapa sering pemakaian bra, hal itu tidak akan memicu kanker payudara. Sebuah studi tahun 2014 mengamati 1.044 wanita pascamenopause yang telah didiagnosis menderita kanker payudara dan menyimpulkan bahwa kebiasaan memakai bra tidak berpengaruh.
Tidak ada saran yang dapat menggantikan rekomendasi khusus dari dokter. Selalu perhatikan faktor risiko pribadi. Jika terdapat keluarga yang memiliki riwayat kanker, segera berkonsultasi pada ahli untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Setiap wanita yang telah mengalami masa pubertas dan mereka yang memasuki fase menopause dianjurkan untuk selalu memeriksakan kondisi payudara secara rutin agar terhidar dari kanker payudara.
Saat ini, terdapat penelitian baru yakni imunoterapi, sejenis pengobatan yang memanfaatkan respon imun tubuh sendiri untuk menghancurkan sel-sel kanker, terutama kanker payudara tipe triple-negatif yang sangat agresif. Selai itu, terobosan lain pun sudah membantu mengurangi tingkat kematian, termasuk terapi kanker payudara HER2-positif
Adanya tipe obat CDK4/6 inhibitor juga membantu melawan salah satu jenis kanker payudara pada stadium lanjut dengan memblok protein sel yang memungkinkan tumor tumbuh. Intinya, kemajuan ini kemungkinan akan meningkatkan tingkat ketahanan hidup untuk tahun-tahun mendatang.
Sekitar 10 persen penyebab kanker payudara disebabkan oleh mutasi genetik pada BRCA1 dan BRCA2 yang juga dikaitkan dengan kanker ovarium, pankreas dan prostat. Tes genetika juga dapat mencari gen lain yang meningkatkan risiko kanker payudara seperti PALB2.
Dokter tidak menyarankan untuk melakukan skrining pada semua wanita. Menurut Mary Freivogel, presiden National Society of Genetic Counselors, terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan seperti:
- Memiliki anggota keluarga yang terdiagnosa mengidap kanker payudara, ovarium, atau pankreas.
- Terdapat keluarga dengan mutasi BRCA1/2.
- Anda terdiagnosa mengidap kanker sebelum usia 45 tahun.
Banyak mitos mengenai kanker payudara yang menyesatkan masyarakat, dari ukuran payudara sampai pemakaian bra. Selain itu, hal-hal di bawah ini pun tidak akan meningkatkan risiko kanker payudara:
-IVF (In Vitro Fetrilization) atau bayi tabung.
Sebuah studi tahun 2016 terhadap 25.000 wanita tidak menemukan peningkatan risiko pada mereka yang menjalani program bayi tabung.
- Merasa tertekan
Perempuan yang dilaporkan merasa sering atau terus menerus stres selama lima tahun sebelumnya tidak memiliki risiko lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah atau kadang-kadang mengalami stres, per studi di Inggris pada tahun 2016.
- Ukuran bra
Tidak peduli apa ukurannya, apa jenisnya, atau seberapa sering pemakaian bra, hal itu tidak akan memicu kanker payudara. Sebuah studi tahun 2014 mengamati 1.044 wanita pascamenopause yang telah didiagnosis menderita kanker payudara dan menyimpulkan bahwa kebiasaan memakai bra tidak berpengaruh.
(up/up)