"Saya menyangkal dan bertanya-tanya mengapa penyakit seperti itu, yang tidak berorientasi pada pria, telah memilih saya dari jutaan pria di dunia. Saya tak pernah tahu kalau kanker payudara bisa menyerang pria dan aku juga tak menyadari apa yang sedang menyerangku adalah penyakit tersebut," tutur Musonga, dikutip dari BBC.
Awalnya hanya muncul benjolan yang tak sakit di puting payudara kanannya. Benjolan tersebut berangsur-angsur membesar, lalu keluar cairan dari puting dan sesekali terasa nyeri di dada. Ia berobat ke dokter dan hanya memberi ayah dari lima orang anak tersebut obat pereda nyeri, mengatakan bahwa mereka belum yakin penyakit apa yang diidapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir 6 ribu kasus kanker payudara terdiagnosis di Kenya pada tahun ini, menjadikannya 12,5 persen semua kasus kanker di negara tersebut, menurut data GLOBOCAN 2018. Di Afrika sendiri, diperkirakan akan ada 170 ribu kasus baru.
Dr Sitna Mwanzi, seorang konsultan onkologis medis di Aga Khan University Hospital Nairobi, menyebut walau kanker payudara pada pria masih tergolong langka, namun pria juga tetap harus memeriksa dan waspada akan gejala-gejalanya, terutama jika ada benjolan di payudara sekecil apapun.
"Para pria secara rutin harus memeriksa payudara mereka jika ada benjolan, kalau bisa sesering mungkin. Supaya bisa ditemukan dalam stadium dini agar lebih mudah ditangani," kata Dr Mwanzi.
Musonga harus keluar dari pekerjaannya sebagai dosen saat memulai sesi kemoterapi. Ia menyebut masa-masa tersebut sangat menyakitkan, di mana rambutnya rontok, ttak mampu berjalan cukup lama, sering kelelahan, mual dan muntah tiap hari, dan juga beberapa kali susah bernapas.
"Orang-orang menjadi penasaran (saat memberitahu apa penyakit saya) dan ingin tahu lebih banyak mengenai kanker payudara pada pria karena mereka tahunya sama seperti saya, kanker payudara adalah penyakit para wanita," tandas Musonga.
Tonton juga 'Ketahui Deteksi Dini Kanker Payudara dengan USG':
(frp/up)











































