Hati-Hati, Ritual 'PJKA' Juga Ada Dampaknya bagi Kesehatan

Hati-Hati, Ritual 'PJKA' Juga Ada Dampaknya bagi Kesehatan

Rosmha Widiyani - detikHealth
Kamis, 01 Nov 2018 07:47 WIB
Hati-Hati, Ritual PJKA Juga Ada Dampaknya bagi Kesehatan
Para pejuang Pulang Jumat Kembali Ahad, waspadai kesehatanmu! Foto: Bahtiar Rifa'i/detikcom
Jakarta - Rasa cinta dan kangen pada keluarga, memaksa banyak pekerja rela menghabiskan waktu akhir pekan di jalan. Mereka bekerja jauh dari keluarga dan harus rutin berkunjung untuk melepas kangen.

Ritual yang dikenal dengan istilah 'PJKA' atau Pulang Jumat Kembali Ahad (Minggu) ini sudah pasti boros, dan melelahkan. Dalam jangka panjang, bila tidak diantisipasi dengan baik, bisa juga berdampak pada kesehatan.

Risiko ini bisa ditangani dengan pengelolaan stres dan menjalankan pola hidup sehat. Berikut beberapa risiko yang dihadapi para pejuang PJKA dikutip dari WebMD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalah seksual

Foto: thinkstock
Orang-orang yang rutin melakukan perjalanan jauh rentan mengalami masalah seksual yaitu ejakulasi dini pada pria. Stres memicu tubuh memproduksi hormon kortisol, norepinefrin, dan serotonin yang menyebabkan terus merasa gelisah. Kegelisahan menyebabkan pria lebih berisiko mengalami ejakulasi dini. Bagi wanita risikonya adalah siklus menstruasi yang tidak teratur dan rendahnya keinginan seksual.

Obesitas dan gangguan makan

Foto: thinkstock
Stres dan kurang waktu istirahat biasanya menyebabkan pekerja tak doyan makan. Selain lebih menyukai asupan yang sesuai selera, pekerja biasanya tidak makan dengan teratur. Akibatnya pekerja lebih berisiko mengalami obesitas dan gangguan makan. Risiko lainnya adalah mengalami gangguan pencernaan misal GERD (Gastro Esophagial Reflux Disease) dan radang pada dinding lambung.

Masalah pada kulit dan rambut

Foto: iStock
Masalah ini meliputi rambut rontok, jerawat, eksim, dan psoriasis. Rambut rontok akibat stres disebut telogen effluvium. Kondisi ini diakibatkan fase istirahat kantong rambut, yang mengakibatkan rambut tak bisa tubuh (dorman). Rambut biasanya akan rontok setelah dorman selama tiga bulan. Stress juga mengakibatkan produksi minyak pada kulit berlebih hingga jerawat mudah tumbuh.

Gangguan jantung dan pembuluh darah

Foto: ilustrasi/thinkstock
Gangguan ini meliputi serangan jantung, hipertensi, dan irama yang tidak teratur (aritmatia). Stress memicu perilaku yang berisiko meningkatkan gangguan jantung misal merokok, tidak olahraga, makan tidak teratur. Kebiasaan ini juga memicu peningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.

Masalah kejiwaan

Foto: Thinkstock
Rasa kangen dan tekanan pada pekerjaan bisa menyebabkan seseorang mengalami masalah psikis. Gejala gangguan ini antara lain sulit tidur, perubahan emosi secara cepat, halusinasi, dan merasa tidak punya keluar atas masalahnya. Bila kondisi ini terjadi, sebaiknya segera berkosultasi pada dokter atau psikolog sebelum terjadi risiko terburuk yaitu bunuh diri.

Halaman 2 dari 6
Orang-orang yang rutin melakukan perjalanan jauh rentan mengalami masalah seksual yaitu ejakulasi dini pada pria. Stres memicu tubuh memproduksi hormon kortisol, norepinefrin, dan serotonin yang menyebabkan terus merasa gelisah. Kegelisahan menyebabkan pria lebih berisiko mengalami ejakulasi dini. Bagi wanita risikonya adalah siklus menstruasi yang tidak teratur dan rendahnya keinginan seksual.

Stres dan kurang waktu istirahat biasanya menyebabkan pekerja tak doyan makan. Selain lebih menyukai asupan yang sesuai selera, pekerja biasanya tidak makan dengan teratur. Akibatnya pekerja lebih berisiko mengalami obesitas dan gangguan makan. Risiko lainnya adalah mengalami gangguan pencernaan misal GERD (Gastro Esophagial Reflux Disease) dan radang pada dinding lambung.

Masalah ini meliputi rambut rontok, jerawat, eksim, dan psoriasis. Rambut rontok akibat stres disebut telogen effluvium. Kondisi ini diakibatkan fase istirahat kantong rambut, yang mengakibatkan rambut tak bisa tubuh (dorman). Rambut biasanya akan rontok setelah dorman selama tiga bulan. Stress juga mengakibatkan produksi minyak pada kulit berlebih hingga jerawat mudah tumbuh.

Gangguan ini meliputi serangan jantung, hipertensi, dan irama yang tidak teratur (aritmatia). Stress memicu perilaku yang berisiko meningkatkan gangguan jantung misal merokok, tidak olahraga, makan tidak teratur. Kebiasaan ini juga memicu peningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.

Rasa kangen dan tekanan pada pekerjaan bisa menyebabkan seseorang mengalami masalah psikis. Gejala gangguan ini antara lain sulit tidur, perubahan emosi secara cepat, halusinasi, dan merasa tidak punya keluar atas masalahnya. Bila kondisi ini terjadi, sebaiknya segera berkosultasi pada dokter atau psikolog sebelum terjadi risiko terburuk yaitu bunuh diri.

(Rosmha Widiyani/up)

Berita Terkait