Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Prof Mohamad Nasir mengimbau para peneliti fokus mengembangkan produk kesehatan dan obat-obatan. Mengingat peningkatan bidang kesehatan termasuk dalam Rencana Induk Riset Nasional (RIRN).
"Inovasi-inovasi di bidang kesehatan di kefarmasian, di bio-tech. Kementerian ingin mengawal research, jangan sampai sia-sia dan tidak ada manfaat, ini kan butuh biaya. Cost jangan sampai terbuang," ujarnya saat ditemui di Kemenristekdikti, Jakarta Pusat, Selasa (6/11/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menristekdikti Nasir pun mengharapkan para peneliti meneliti hal-hal yang memang dibutuhkan masyarakat. Terobosan-terobosan baru dalam bidang kesehatan sangat diperlukan negera ini.
"Peneliti itu cenderung meneliti apa yang menjadi keinginan peneliti sendiri. Seharusnya based on demand. Research harus diarahkan kepada market demand, di bidang farmakologi," jelasnya.
Terobosan yang disebut Menristekdikti Nasir diharapkan bisa memproduksi obat-obatan, sehingga Indonesia tidak harus mengimpor obat-obatan dari negara lain.
"Dalam masalah medicine, 90 persen lah impor, padahal kita punya biomedicine yang sangat besar," tutupnya.











































