"Ada Japanese Enchepalitis, jadi penyakitnya memang dulu sudah ada tapi kemudian ditemukan vektor pembawa penyakitnya," kata Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik saat ditemui di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (6/11/2018).
Japanese Enchepalitis adalah penyakit radang otak yang menyebabkan penumpukan cairan pada otak. Jenis penyakit ini disebabkan oleh virus yang awalnya ditularkan oleh nyamuk. Pada kelelawar, virus ini didapatkan karena tergigit oleh vektor yang menularkan penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyakit ini termasuk dalam re-emerging disease yakni penyakit yang keberadaannya muncul kembali.
"Memang hasil dari riset khusus vektora terdapat vektor yang menyebabkan penyakit. Ada jenis-jenis kelelawar yang tadinya tidak membawa vektor tapi kemudian sekarang ditemukan vektor," tambahnya.
Nadia melanjutkan, meski belum terbukti menular ke manusia, penyakit tersebut tetap memiliki potensi untuk menjangkit pada manusia.
"Potensi penularan akan selalu terjadi, karena memang binatang tersebut dekat dengan kita bahkan masih ada yang konsumsi. Jadi perlu upaya intervensi juga dari masyarakat," tutupnya.











































