Jakarta -
Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae. Gejala yang disebabkan difteri bisa fatal, terutama pada anak-anak, karena itu penting tahu tanda-tanda dari infeksi penyakit ini.
Menurut dr Arifianto, SpA, yang berpraktik di daerah Kramatjati difteri memiliki efek serius karena menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Dampaknya seorang anak mungkin akan mengalami kesulitan untuk bernapas hingga kelainan jantung, akhirnya meninggal dunia.
Untuk menghadapi difteri biasanya dokter akan meresepkan obat antibiotik dan antitoksin. Antibiotik dipakai sebagai pembunuh bakteri difteri dan antitoksin diberikan untuk menetralisasi toksin atau racun difteri yang sudah terlanjur menyebar dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip detikHealth dari berbagai sumber, berikut gejala difteri yang perlu diwaspadai:
Demam
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Hampir semua penyakit infeksi menyebabkan gejala demam, tidak terkecuali difteri. Demam sendiri sebetulnya adalah cara alami tubuh untuk melawan infeksi. Bakteri dan virus penyakit umumnya rentan terhadap panas dan hal tersebut dimanfaatkan oleh tubuh yang berusaha melawan dengan menaikkan suhu.Bila demam tidak sembuh juga dalam waktu dua sampai tiga hari maka segera temui dokter.
Sakit tenggorokan
Foto: Getty Images
|
Karena difteri menyerang selaput lendir, maka gejala utama yang patut diwaspadai adalah sakit di area tenggorokan dan suara serak. Kalau gejala sudah parah area leher bisa membengkak membuat penderitanya kesulitan untuk makan atau bernapas.
Hilang nafsu makan
Foto: Getty Images
|
Karena sulit untuk menelan dan terasa sakit di tenggorokan, pasien difteri dilaporkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bisa kehilangan nafsu makannya.
Selaput di amandel
Foto: FB Prof Hardiono Pusponegoro, SpA(K)
|
Satu lagi ciri khas dari penyakit difteri, setelah dua sampai tiga hari menginfeksi biasanya akan muncul selaput tipis berwarna keabu-abuan atau hitam bila tercampur darah di area amandel. Selaput ini merekat kuat sehingga bila diangkat secara paksa dapat melukai dinding tenggorokan.
Hampir semua penyakit infeksi menyebabkan gejala demam, tidak terkecuali difteri. Demam sendiri sebetulnya adalah cara alami tubuh untuk melawan infeksi. Bakteri dan virus penyakit umumnya rentan terhadap panas dan hal tersebut dimanfaatkan oleh tubuh yang berusaha melawan dengan menaikkan suhu.
Bila demam tidak sembuh juga dalam waktu dua sampai tiga hari maka segera temui dokter.
Karena difteri menyerang selaput lendir, maka gejala utama yang patut diwaspadai adalah sakit di area tenggorokan dan suara serak. Kalau gejala sudah parah area leher bisa membengkak membuat penderitanya kesulitan untuk makan atau bernapas.
Karena sulit untuk menelan dan terasa sakit di tenggorokan, pasien difteri dilaporkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bisa kehilangan nafsu makannya.
Satu lagi ciri khas dari penyakit difteri, setelah dua sampai tiga hari menginfeksi biasanya akan muncul selaput tipis berwarna keabu-abuan atau hitam bila tercampur darah di area amandel. Selaput ini merekat kuat sehingga bila diangkat secara paksa dapat melukai dinding tenggorokan.
(fds/up)