Jangan Abaikan 6 Tanda Emotional Breakdown Berikut Ini!

Jangan Abaikan 6 Tanda Emotional Breakdown Berikut Ini!

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Jumat, 09 Nov 2018 08:02 WIB
Jangan Abaikan 6 Tanda Emotional Breakdown Berikut Ini!
Stres bisa menyerang siapa saja dan meningkatkan risiko depresi (Foto: iStock)
Jakarta - Emotional atau nervous breakdown dikategorikan sebagai situasi penuh stres yang bisa membuat seseorang tak mampu berfungsi secara 'normal' dalam kesehariannya. Biasanya disebabkan oleh stres dan rasa cemas saat seseorang merasa overwhelmed atau kewalahan dalam satu aspek dalam hidupnya, misal pekerjaan, hubungan dan stres sosial.

Walaupun begitu, ini bukanlah kondisi ataupun istilah medis, namun bisa berkembang menjadi gangguan mental yang perlu dikenali dan ditangani. Emotional breakdown adalah cara tubuh memberitahu bahwa sudah kelewat batas.

Dikutip dari YourTango, berikut enam tanda dari emotional breakdown:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Detak jantung tak beraturan

Foto: iStock
Emotional breakdown bisa diidentifikasi melalui beberapa gejala fisik, detak jantung tak beraturan cenderung menjadi yang paling sering dirasakan.

Saat kamu mengalami emotional breakdown, kamu sering merasa jantungmu berdebar-debar hingga nyaris menyesakkan. Ini bisa memperburuk masalahnya dan bisa membuatmu sulit untuk menenangkan dirimu sendiri.

Kepala sakit dan tegang

Foto: iStock
Stres dan rasa cemas bisa menjadi sumber tanda yang satu ini. Karena dua hal tersebut mampu untuk mengganggu kita secara fisik dan sering keinginan kita untuk memendam segala hal membuat tubuh kita menjadi tegang.

Pada akhirnya, rasa tegang ini berpindah ke kepala dan menyebabkan rasa sakit. Jika kamu mendadak merasa membungkuk atau tidak berjalan dengan benar, coba benarkan posturmu dan pijatlah tengkukmu.

Jam tidur berantakan

Foto: iStock

Saat kamu stres, tidurmu akan menjadi berantakan dan sulit untuk mendapatkan tidur yang cukup. Kadang, stres yang intens dapat menyebabkanmu tidur berlebihan, di mana saat bangun kamu akan merasa kurang tidur, atau kamu merasa ingin berada di kasur saja seharian.

Atau stres juga bisa menyebabkan insomnia, yang membuatmu terjaga hingga berjam-jam atau membuatmu terbangun dari tidur berkali-kali dan membuatmu terbangun lebih awal.

Sering mulas

Foto: thinkstock
Stres, gelisah dan kecemasan menjadi akar dari sakit perut kronis. Sistem pencernaan berhubungan secara langsung dengan kesehatan mentalmu, sehingga ketika pencernaanmu bermasalah kemungkinan besar otakmu juga memiliki masalah.

Sindrom iritasi usus atau IBS biasanya dipicu oleh sistem imun yang merespon terhadap kadar stres berlebihan.

Sulit konsentrasi

Foto: Getty Images
Tanda lainnya adalah kesusahan untuk berkonsentrasi. Pikiranmu terlalu berfokus pada banyak hal terlampau lama dan kini nyaris tak mungkin untuk berkonsentrasi pada kegiatan atau tugas tertentu.

Stres memiliki kemampuan untuk meningkatkan ruang penyimpanan di dalam otak dan membantumu berkonsentrasi, namun stres kronis justru kebalikannya. Dalam beberapa kasus yang parah, stres bahkan bisa mulai menghancurkan kemampuan otak untuk menyimpan memori.

Cemas

Foto: thinkstock

Rasa cemas disebabkan oleh rasa takut, biasanya intens dan kronis. Rasa ini membuat nyaris mustahil untuk melihat selain masa kini karena adanya rasa atau sensasi lumpuh.

Fobia biasanya lebih terkait dengan rasa takut itu sendiri karena membuat orang menjadi stres. Biasanya pada pengidapnya akan diresepkan obat-obatan, namun akan lebih baik menggunakan perawatan alamiah seperti melakukan yoga atau berolahraga rutin.

Halaman 2 dari 7

Emotional breakdown bisa diidentifikasi melalui beberapa gejala fisik, detak jantung tak beraturan cenderung menjadi yang paling sering dirasakan.

Saat kamu mengalami emotional breakdown, kamu sering merasa jantungmu berdebar-debar hingga nyaris menyesakkan. Ini bisa memperburuk masalahnya dan bisa membuatmu sulit untuk menenangkan dirimu sendiri.

Stres dan rasa cemas bisa menjadi sumber tanda yang satu ini. Karena dua hal tersebut mampu untuk mengganggu kita secara fisik dan sering keinginan kita untuk memendam segala hal membuat tubuh kita menjadi tegang.

Pada akhirnya, rasa tegang ini berpindah ke kepala dan menyebabkan rasa sakit. Jika kamu mendadak merasa membungkuk atau tidak berjalan dengan benar, coba benarkan posturmu dan pijatlah tengkukmu.

Saat kamu stres, tidurmu akan menjadi berantakan dan sulit untuk mendapatkan tidur yang cukup. Kadang, stres yang intens dapat menyebabkanmu tidur berlebihan, di mana saat bangun kamu akan merasa kurang tidur, atau kamu merasa ingin berada di kasur saja seharian.

Atau stres juga bisa menyebabkan insomnia, yang membuatmu terjaga hingga berjam-jam atau membuatmu terbangun dari tidur berkali-kali dan membuatmu terbangun lebih awal.

Stres, gelisah dan kecemasan menjadi akar dari sakit perut kronis. Sistem pencernaan berhubungan secara langsung dengan kesehatan mentalmu, sehingga ketika pencernaanmu bermasalah kemungkinan besar otakmu juga memiliki masalah.

Sindrom iritasi usus atau IBS biasanya dipicu oleh sistem imun yang merespon terhadap kadar stres berlebihan.

Tanda lainnya adalah kesusahan untuk berkonsentrasi. Pikiranmu terlalu berfokus pada banyak hal terlampau lama dan kini nyaris tak mungkin untuk berkonsentrasi pada kegiatan atau tugas tertentu.

Stres memiliki kemampuan untuk meningkatkan ruang penyimpanan di dalam otak dan membantumu berkonsentrasi, namun stres kronis justru kebalikannya. Dalam beberapa kasus yang parah, stres bahkan bisa mulai menghancurkan kemampuan otak untuk menyimpan memori.

Rasa cemas disebabkan oleh rasa takut, biasanya intens dan kronis. Rasa ini membuat nyaris mustahil untuk melihat selain masa kini karena adanya rasa atau sensasi lumpuh.

Fobia biasanya lebih terkait dengan rasa takut itu sendiri karena membuat orang menjadi stres. Biasanya pada pengidapnya akan diresepkan obat-obatan, namun akan lebih baik menggunakan perawatan alamiah seperti melakukan yoga atau berolahraga rutin.

(frp/up)

Berita Terkait