5 Hal yang Berubah Ketika Seseorang Menjadi Ayah

Selamat Hari Ayah

5 Hal yang Berubah Ketika Seseorang Menjadi Ayah

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Senin, 12 Nov 2018 14:10 WIB
5 Hal yang Berubah Ketika Seseorang Menjadi Ayah
Hari Ayah Nasional tanggal 12 November. Foto: iStock
Jakarta - Hari Ayah Nasional jatuh pada tanggal 12 November setiap tahunnya. Bertepatan dengan momen ini, detikHealth mencoba mengungkap hal-hal yang berubah pada otak seorang pria ketika berperan menjadi ayah.


Satu hal yang pasti, penelitian pada mekanisme saraf dan hormonal pada pengasuhan ayah menunjukkan bahwa baik otak ibu dan ayah menggunakan sirkuit saraf yang sama ketika merawat anak-anak mereka. Wah! Dikutip dari Live Science, berikut ini adalah perubahan-perubahan lainnya yang terjadi:

Otak ayah sama seperti ibu

Menjadi ayah membawa perubahan bagi otak. Foto: Istock
Menjadi seorang ayah membuat otak terbentuk ulang. Perubahan ini menyebabkannya pola keterlibatan kognitif dan emosional yang terlihat seperti para ibu.

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, para peneliti mengamati aktivitas otak di 89 orangtua baru ketika mereka menonton video, termasuk beberapa yang menampilkan anak-anak orang tua sendiri. Studi ini meneliti ibu yang menjadi pengasuh utama anak-anak mereka, ayah yang membantu pengasuhan anak dan pada ayah homoseksual yang membesarkan anak tanpa wanita dalam gambar.

Ketiga kelompok orang tua menunjukkan aktivasi jaringan otak terkait dengan pemrosesan emosional dan pemahaman sosial, menurut temuan Proceedings of the National Academy of Sciences.

Secara khusus, ayah yang pengasuh utama anak-anak mereka menunjukkan jenis aktivasi dalam pengolahan emosional yang juga terlihat terutama di ibu pengasuh primer. Hasil menunjukkan, ada jaringan otak pengasuhan yang sama untuk kedua jenis kelamin.

Ayah sensitif terhadap suara anak-anak mereka

Foto: Istock
Ibu sangat pandai memilih tangisan unik bayi mereka yang dipercaya karena 'naluri keibuan' mereka sudah terbentuk. Tapi ternyata, sama saja, lho, dengan para ayah lainnya.

Untuk membandingkan kinerja orang tua dalam deteksi tangisan bayi, sejumlah peneliti meminta 27 ayah dan 29 ibu untuk memilih tangisan bayi mereka, dari antara tangisan lima bayi. Rata-rata, orangtua dapat mendeteksi tangisan bayi mereka sekitar 90 persen dari waktu, dan pria melakukan hal yang sama seperti wanita.

Ada perubahan hormonal juga, lho

Kedekatan ayah dan anak. Foto: thinkstock
Kehamilan, kelahiran, dan juga menyusui menyebabkan perubahan hormon pada ibu. Ternyata, peneliti juga menemukan perubahan pada orang-orang yang menjadi ayah. Fakta membuktikan, ayah yang lebih mencurahkan kasih sayang terhadap anak-anak mereka cenderung memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi.

Berdasarkan studi oleh psikolog Elizabeth Gould dan rekan-rekannya dari Princeton University, pada hewan dan manusia, menunjukan laki-laki atau pejantan yang baru menjadi ayah mengalami peningkatan hormon estrogen, oksitosin, prolaktin, dan glukokortikoid.

Peningkatan oksitosin = ikatan ayah dan anak menjadi kuat

Ikatan ayah dan anak yang erat sekali. Foto: thinkstock
Ayah yang berpartisipasi dalam pengasuhan anak menunjukkan peningkatan kadar oksitosin, dan ternyata hormon ini pun tampaknya meningkatkan perilaku pengasuhan anak.

Para peneliti menemukan hormon 'kelon-kelonan' ini membuat ayah lebih terlibat saat bermain dengan anak-anak mereka, dan anak-anak mereka lebih responsif sebagai balasannya.

Akan tetapi peneliti memperingatkan bahwa hormon juga memiliki berbagai efek pada perilaku dan tidak semuanya positif.

Terciptanya saraf baru pada otak ayah

Foto: thinkstock
Kelahiran seorang anak nampaknya mengembangkan saraf-saraf baru pada otak ayah. Para peneliti mengatakan neuron baru ini dapat berkembang dikarenakan respons terhadap apa yang oleh para ilmuwan disebut 'kekayaan lingkungan', yaitu dimensi baru yang dibawa seorang anak ke dalam kehidupan seorang ayah.
Halaman 2 dari 6
Menjadi seorang ayah membuat otak terbentuk ulang. Perubahan ini menyebabkannya pola keterlibatan kognitif dan emosional yang terlihat seperti para ibu.

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, para peneliti mengamati aktivitas otak di 89 orangtua baru ketika mereka menonton video, termasuk beberapa yang menampilkan anak-anak orang tua sendiri. Studi ini meneliti ibu yang menjadi pengasuh utama anak-anak mereka, ayah yang membantu pengasuhan anak dan pada ayah homoseksual yang membesarkan anak tanpa wanita dalam gambar.

Ketiga kelompok orang tua menunjukkan aktivasi jaringan otak terkait dengan pemrosesan emosional dan pemahaman sosial, menurut temuan Proceedings of the National Academy of Sciences.

Secara khusus, ayah yang pengasuh utama anak-anak mereka menunjukkan jenis aktivasi dalam pengolahan emosional yang juga terlihat terutama di ibu pengasuh primer. Hasil menunjukkan, ada jaringan otak pengasuhan yang sama untuk kedua jenis kelamin.

Ibu sangat pandai memilih tangisan unik bayi mereka yang dipercaya karena 'naluri keibuan' mereka sudah terbentuk. Tapi ternyata, sama saja, lho, dengan para ayah lainnya.

Untuk membandingkan kinerja orang tua dalam deteksi tangisan bayi, sejumlah peneliti meminta 27 ayah dan 29 ibu untuk memilih tangisan bayi mereka, dari antara tangisan lima bayi. Rata-rata, orangtua dapat mendeteksi tangisan bayi mereka sekitar 90 persen dari waktu, dan pria melakukan hal yang sama seperti wanita.

Kehamilan, kelahiran, dan juga menyusui menyebabkan perubahan hormon pada ibu. Ternyata, peneliti juga menemukan perubahan pada orang-orang yang menjadi ayah. Fakta membuktikan, ayah yang lebih mencurahkan kasih sayang terhadap anak-anak mereka cenderung memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi.

Berdasarkan studi oleh psikolog Elizabeth Gould dan rekan-rekannya dari Princeton University, pada hewan dan manusia, menunjukan laki-laki atau pejantan yang baru menjadi ayah mengalami peningkatan hormon estrogen, oksitosin, prolaktin, dan glukokortikoid.

Ayah yang berpartisipasi dalam pengasuhan anak menunjukkan peningkatan kadar oksitosin, dan ternyata hormon ini pun tampaknya meningkatkan perilaku pengasuhan anak.

Para peneliti menemukan hormon 'kelon-kelonan' ini membuat ayah lebih terlibat saat bermain dengan anak-anak mereka, dan anak-anak mereka lebih responsif sebagai balasannya.

Akan tetapi peneliti memperingatkan bahwa hormon juga memiliki berbagai efek pada perilaku dan tidak semuanya positif.

Kelahiran seorang anak nampaknya mengembangkan saraf-saraf baru pada otak ayah. Para peneliti mengatakan neuron baru ini dapat berkembang dikarenakan respons terhadap apa yang oleh para ilmuwan disebut 'kekayaan lingkungan', yaitu dimensi baru yang dibawa seorang anak ke dalam kehidupan seorang ayah.

(ask/up)

Berita Terkait